GELORA.CO - KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab, Ketua Barisan Kyai dan Santri Nahdliyin (BKSN) mengatakan, bahwa, eksistensi sila pertama Pancasila ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ benar-benar terancam. Gerakan anti agama sekarang sudah di Senayan.
“Ada dua ancaman yang harus dihadapi bangsa ini. Adalah ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Prioritas pertama yang harus dihadapi adalah ekstrem kiri. Gerakan ini sudah berada di Senayan. Pernyataan Ketua Umum PSI adalah ‘lonceng kematian’ Sila Pertama Pancasila, agama mau dicampakkan di bumi pertiwi ini,” demikian Gus A’am kepada duta.co, Jumat (16/11/2018).
Gus A’am merujuk statemen Ketua Umum PSI Grace Natalie pada perayaan Festival11 di ICE BSD, Pagedangan, Tangerang, Minggu 11 November 2018. Menurut Grace, PSI akan konsisten memerangi intoleransi di tanah air, termasuk menolak adanya Perda Syariah dan Injil di Aceh maupun di Papua.
Menurut Gus A’am (pernyataan PSI) itu bukan kabar baru. Sebelumnya ada ketua umum partai yang tidak percaya dengan adanya akhirat. Dan ini disampaikan di depan umum. Bahkan pernyataan tersebut sampai di-bahtsulmasail-kan beberapa kiai di Ploso Kediri.
“Cukup meresahkan. Setelah itu kita mendengar Kementerian Agama disebut ‘bangsat’ oleh anggota DPR RI. Suara adzan dibilang kalah merdu dibanding kidung Ibu Indonesia. Ini semua bukan kebetulan, tetapi sebuah gerakan yang patut diperhatikan. Tidak berlebihan kalau ada kekhawatiran, PKI bangkit lagi,” jelasnya.
Sudah Menyusup ke NU
Masih menurut Gus A’am, jangan sampai Indonesia mengalami konflik horizontal seperti dulu. “Cukup sudah tahun 1948 dan 1965, tragedi berdarah yang dilakukan oleh gerakan anti agama, PKI. Jangan sampai terjadi lagi,” tegasnya.
Penolakan PSI atas diberlakukannya Peraturan daerah (Perda) Syariah maupun Injil di beberapa, lanjutnya, bisa merembet ke soal lain, ekonomi misalnya. “Nanti lama-lama Bank Syariah dan Kementerian Agama juga dihilangkan, tanda-tanda itu sudah ada,” urainya.
Ditanya soal ancaman ekstrem kanan, Gus A’am, tidak menolak. “Memang ada. Tetapi mereka tidak memiliki partai yang kuat. Mereka masih berada di luar Senayan, dan mudah dihalau. Karena itu, bangsa ini, khususnya warga NU harus dipahamkam, bahwa, yang harus dihadapi pertama adalah ekstrem kiri, karena belakangan mereka berhasil menyusup ke dalam NU,” tambahnya. [dco]