GELORA.CO - Terungkapnya kasus Ratna Sarumpaet dinilai secara otomatis menguntungkan pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan merugikan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno di Pilpres 2019.
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, pasangan petahana diuntungkan karena Ratna terlanjur identik sebagai bagian dari pasangan Prabowo-Sandi.
Meski Prabowo menyatakan telah mengeluarkan Ibunda Atiqah Hasiholan tersebut dari tim kampanye, tetap saja sulit menghilangkan kesan Ratna bagian dari tim tersebut.
"Pilpres kali ini kan juga hanya diikuti dua pasangan, maka akan terlihat dengan jelas jika Prabowo turun elektabilitasnya, sudah pasti akan menaikan elektabilitas Jokowi-Amin," ujar Ujang kepada JPNN, Rabu (10/10).
Pengajar di Universitas Al Azhar ini mengibaratkan pertarungan dua pasangan calon presiden pada pemilihan langsung seperti bejana. Jika isi pada satu bejana berkurang, isi bejana lainnya akan bertambah.
"Makanya, dua kubu perlu berhati-hati. Sedikit saja membuat kesalahan, pengaruhnya bisa sangat fatal. Masyarakat menjadi tidak percaya dan mengalihkan dukungan ke pihak lain," katanya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini membenarkan, di Indonesia memang ada kecenderungan pemilih tetap mendukung tokoh tertentu, meski apa pun yang terjadi. Hanya saja jumlahnya tidak signifikan.
Masyarakat kata Ujang, kini mulai menyadari, memilih pemimpin tidak cukup hanya berdasarkan kesukaan, tapi harus benar-benar memiliki rekam jejak yang baik. [jpnn]