GELORA.CO - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin berbicara soal tahiyat akhir dalam salat saat menanggapi dilaporkannya Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ke Bawaslu terkait pose 1 jari di acara IMF-World Bank di Bali beberapa waktu lalu. PKS meminta tahiyat akhir dengan polemik Luhut dibedakan.
"Tahiyat dalam salat itu merupakan bagian dari tata cara ibadah yang sudah ada sejak 15 abad lalu. Tidak diniatkan dalam kaitan apa pun, kecuali beribadah kepada Allah," ujar Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin saat dikonfirmasi, Minggu (21/10/2018).
"Pose 1 jari Pak Luhut jelas kampanye, sebagaimana ditunjukkan dalam video yang beredar di masyarakat," imbuh dia.
Suhud menegaskan pose satu jari Luhut dengan tahiyat akhir dalam salat sama sekali tak ada kaitannya.
"Tidak ada kaitan sama sekali. Pose 1 jari Pak Luhut terindikasi pelanggaran. Makanya kami laporkan ke KPU dan Bawaslu," tegas Suhud.
Sebelumnya, Ma'ruf meminta pose satu jari atau semacamnya harus dilihat konteksnya secara jelas. Mantan wantimpres era SBY ini menyebut SBY juga sering memeragakan pose satu jari sambil mengacungkan telunjuk. Dia juga berbicara soal tahiyat akhir dalam salat.
"Pak SBY tuh sering ngomong begini-begini (nunjukin gestur nunjuk) apa itu kampanye juga? Belum tentu orang begini (nujukin jari) itu kan kampanye. Kalau orang tahiyat akhir, Asyhadu alla illaha illallah, orang kan pasti nunjuknya satu," kata Ma'ruf di kediamannya, Jalan Lorong, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (20/10).
"Pak SBY tuh sering ngomong begini-begini (nunjukin gestur nunjuk) apa itu kampanye juga? Belum tentu orang begini (nujukin jari) itu kan kampanye. Kalau orang tahiyat akhir, Asyhadu alla illaha illallah, orang kan pasti nunjuknya satu," kata Ma'ruf di kediamannya, Jalan Lorong, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (20/10/2018).
Sedangkan Luhut tidak mempersoalkan pelaporan dirinya ke Bawaslu tersebut. "Ya nggak apa-apa, kan Indonesia nomer satu," kata Luhut saat dimintai tanggapan di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (20/10/2018).
Luhut menegaskan, pose satu jarinya itu bukan untuk mengkampanyekan salah satu peserta Pilpres 2019. "Nggak ada (maksud kampanye)," jelasnya.[dtk]