GELORA.CO - Mantan Wakil Gubernur DKI Prijanto menilai pemilu langsung, baik di tingkat daearah maupun nasional, telah terbukti berdampak negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat. Karena itu, lebih baik tak perlu dipertahankan lagi.
"Ketika pilpres dan pilkada secara langsung, rakyat Indonesia itu rusak, bubar. Perpecahan nyaris. Siapa yang bisa bantah?,” kata Prijanto di Cikini, Sabtu (27/10).
Prijanto menyebutkan, pemilu langsung akan memunculkan dendam politik. Dia mencontohkan pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang sampai sekarang masih terus menyerang Gubernur Anies Baswedan.
"Nanti habis pilpres ini ketemu siapa, menang, itu dendam politik itu ada. Pilkada juga demikian. Satu contoh di DKI, ketika Pak Anies meresmikan Lapangan Banteng, masih muncul kelompoknya Ahok yang merasa tidak puas. Itulah dendam-dendam politik akibat sistem pilkada langsung dan pilpres langsung,” ujar Prijanto.
Selain itu, pemilihan langsung ternyata tidak menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan bersih. Terbukti, jumlah kepala daerah yang terjerat OTT KPK terus bertambah.
"Sistem pemilu langsung juga menjadi alat adu domba oleh negara asing," pungkas pria yang jadi wakil gubernur melalui proses pemilihan langsung ini. [jpnn]