GELORA.CO - Aksi Bela Tauhid masih berlangsung di depan Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat. Orator dan massa sempat meneriakkan '2019 ganti presiden'.
Orator saling bergantian berorasi dalam aksi yang digelar di depan depan Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018). Salah satu orator awalnya membahas bendera yang dibakar anggota Banser dalam peringatan Hari Santri Nasional, yang dinyatakan sebagai bendera HTI.
"Untuk membuktikannya itu benar atau tidak, panggil jubir HTI itu. Tinggal tanya apakah itu bendera HTI," kata orator itu.
Menurutnya, hingga kini tidak ada bendera Al-Liwa dan Ar-Rayah yang dipatenkan jadi bendera ormas. Karena itu, menurutnya, tidak sulit memutuskan masalah ini.
"Sampai detik ini nggak ada bendera satu pun bendera Al-Liwa dan Ar-Rayah yang dipatenkan jadi bendera ormas. Sehingga Pak Jokowi melihat maka penjelasan gampang langsung memutuskan, kalau begitu Banser yang bersalah, Saudara-saudara," ujarnya.
Selain itu, orator tersebut bertanya kepada massa soal sikap Presiden Jokowi dalam kasus ini.
"Tapi Presiden tegas atau tidak Saudara-saudara? (tidak). Berbicara atau tidak, Saudara? Takbir, Allahu Akbar," tuturnya.
Dia juga menyebut rezim Jokowi anti-Islam. "Presiden yang zalim ini haram atau halal dipilih, Saudara-saudara?"
"Haram," jawab massa.
"Maka pemimpin mau memberikan kesempatan dua periode lagi atau tidak, Saudara-saudara?" tanya orator.
"Tidak," jawab massa.
"Jokowi ini halal atau haram dipilih? Halal atau haram? Kalau haram 2019 ganti?" tanya orator lagi.
"Presiden," jawab massa lagi.
[dtk]