GELORA.CO - Setelah tertahan selama tiga bulan, PT Pertamina (Persero) akhirnya menaikkan harga BBM non subsidi. Pertanyaan berikutnya adalah kapan langkah serupa disusul untuk BBM subsidi dan bensin premium?
Dalam rangkaian acara grand launching CNBC Indonesia di Trans Resort, Bali, CEO CT Corp Chairul Tanjung juga menanyakan hal serupa ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut pun buka-bukaan menjawab pertanyaan tersebut. "Kami tunggu momen yang pas. [...] Presiden mau naikin BBM, pasti dia akan tanya market. bagaimana menurut market. Itu proses apa yang harus diambil dan dinaikkan berapa, kapan dilakukan. Beliau tidak ada ragu." kata Luhut.
Usai acara, Luhut pun memberikan pernyataan tambahan terkait hal itu. Berikut petikan wawancara Luhut kepada CNBC Indonesia.
Harga BBM akan disounding ke market sebelum ambil keputusan?
Iya. Saya kira proses pengambilan keputusan berjalan. Kami tidak tau lihat saja.
Arahan dari Presiden seperti apa?
Tidak ada. Presiden hanya nunggu dan bicara dengan tim ekonomi beliau. Kasih nunggu masukan. Nanti datanya sudah lengkap, terserah Presiden. Itu hak Presiden.
Tapi ada pemikiran ke sana [menaikkan harga BBM]?
Kalaupun ada, ngapain saya jawab
Hari ini, Pertamina menaikkan harga bensin non subsidi untuk jenis Pertamax cs. Kenaikan ini dilakukan setelah tiga bulan tertahan, sementara SPBU asing sudah lebih dulu menaikkan harga. Pertamina menaikkan harga pertamax Rp 900 per liter, dari Rp 9.500 ke Rp 10.400 per liter.
Kenaikan dilakukan terkait kenaikan harga minyak dunia. Sebagai informasi, pada Juli 2018 harga minyak masih berkisar di US$ 73 per barel sementara sekarang sudah menyentuh US$ 84 per barel. Dengan kenaikan US$ 11 dolar per barel, dalam tiga bulan saja Pertamina sudah menaikkan harga Pertamax Rp 900 per liter.
Sementara premium bernasib lain. Bensin RON 88 ini tetap di harga Rp 6.550 per liter sejak harga minyak dunia berada di kisaran US$ 55 - US$ 60 per barel. [cnbc]