GELORA.CO - Politikus senior Kwik Kian Gie mengakui pernah mengingatkan Sandiaga Uno untuk mewaspadai Ratna Sarumpaet. Kwik mengatakan kecurigaannya terhadap Ratna muncul setelah bertemu dan berbincang dengannya pada 6 September lalu.
Kecurigaan itu kata Kwik bermula saat Ratna Sarumpaet tiba-tiba bicara soal dana US$100 juta atau sekitar Rp1,5 triliun yang ditransfer seseorang dari Inggris untuk kepentingan mereka.
“Waktu itu Ibu Ratna datang dengan beberapa temannya menceritakan tentang dana yang sangat besar, sekitar US$100 juta yang ditransfer dari Inggris untuk kepentingan mereka,” kata Kwik, Jumat (5/10) dilansir CNNIndonesia.
Kwik tak menjelaskan lebih jauh mengenai kepentingan yang dimaksud oleh Ratna. Dia melanjutkan berdasarkan pengakuan Ratna, dana itu tak bisa dicairkan di Indonesia karena diblokir oleh pihak bank. Kwik lalu menanyakan maksud Ratna menceritakan hal itu kepada dirinya.
“Ratna saat itu menjawab hanya ingin minta saran. Saya bilang saya hanya bisa beri saran kalau saya tahu bukti transfernya mana,” ujar Kwik.
“Kalau orang transfer kan ada dokumennya,” ujarnya menambahkan.
Bukannya memberikan bukti transfer, Ratna disebut Kwik malah menjelaskan panjang lebar soal dana transfer. Namun penjelasan Ratna menurut Kwik hanya berputar-putar saja.
Kwik mengatakan Ratna memang sempat memberikan setumpuk dokumen kepada dirinya. Hanya saja, dokumen itu berupa peraturan bank dan bukan dokumen bukti transfer dana yang diceritakan Ratna.
“Tidak ada dokumen transfer sama sekali,” ujar Kwik.
Dari pembicaraan itulah Kwik mengaku mulai mencurigai Ratna. Dia lantas memberitahu kepada Sandiaga perihal ini.
Kwik tak menyebut kapan dirinya memberitahu Sandi. Namun Sandi telah membenarkan mendapat peringatan dari Kwik soal sosok Ratna.
Kata Sandi, Kwik menelepon dirinya pada Rabu (4/10) tak lama setelah Ratna mengaku berbohong soal penganiayaan dirinya.
“Berkaitan dengan, ya tentunya harapan Bu Ratna tentang dana-dana, kalau enggak salah, [dana] kerajaan atau apa yang luar biasa. Dokumennya sampai satu meter di kantornya Pak Kwik,” kata Sandi.[swa]