GELORA.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menghapus tarif jembatan Surabaya-Madura (Madura). PAN menyambut baik pembebasan biaya jembatan yang sebelumnya berupa Tol Jembatan Suramadu itu.
"Pembebasannya bagus bagi rakyat Jatim, khususnya yang tinggal di Madura maupun diaspora Madura," ujar Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo, kepada wartawan, Minggu (28/10/2018).
Kendati menyambut baik, Dradjad juga mempertanyakan kebijakan itu. Namun, dia mengaku memaklumi jika Jokowi membantah pembebasan biaya tersebut terkait Pilpres 2019.
"Soal timingnya dan bantahan Pak Jokowi? Yah saya maklum saja lah. Tidak perlu didebatkan. Soalnya Pak Jokowi kan politisi juga. Butuh suara juga. Dan petahana memang selalu diuntungkan. Bisa membuat kebijakan populis atas beban APBN atau BUMN. Jadi saya maklum saja," tuturnya.
"Meski dalam hati bertanya, ini tergolong kebijakan sontoloyo atau tidak ya? He..he," imbuh Dradjad.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menghapus tarif jembatan Surabaya-Madura (Madura). Jokowi membantah kebijakannya dimaksudkan untuk mendulang suara di Pilpres.
Jokowi mengatakan, usulan untuk pembebasan biaya jembatan yang sebelumnya berupa Tol Jembatan Suramadu, sudah ada sejak tahun 2015. Pembebasan biaya ini juga sudah dengan penghitungan dan menimbang masukan dari berbagai pihak, terutama tokoh masyarakat dan agama, maka Tol Jembatan Suramadu resmi berganti nama menjadi Jembatan Suramadu non tol.
"Pendapatan yang masuk tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi di Jembatan Suramadu, Jawa Timur, Sabtu (27/10).
"Sekali lagi, keputusan ini untuk rasa keadilan untuk masyarakat Madura. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Jalan Tol Suramadu kita ubah jadi jalan tol biasa," tambahnya. [dtk]