GELORA.CO - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj yang dianggap pasang badan membela anggota ormas sayap Barisan Ansor Serba Guna (Banser) yang membakar bendera berlafaz tauhid. Sikap Said Aqil ini dikritik karena justru dinilai kontroversi.
Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212, Novel Hasan Bamukmin, menyindir Said Aqil seperti satu paket dengan Ketua Umum Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qaumas.
"Saya sudah tidak kaget dengan sepak terjang Said Aqil Siroj ini yang memang satu paket dengan pimpinan Banser Si Yaqut juga tokoh-tokoh kontroversial yang selalu buat kegaduhan," kata Novel kepada wartawan, Kamis, 25 Oktober 2018.
Novel menyebut pola pikir Said Aqil yang membela Banser seperti membela kesesatan atas nama agama. Sikap Saiq ini dikritik karena agama seolah harus tunduk dengan pola pikir. "Ini sangat sesat, menyesatkan dengan menjurus pendangkalan aqidah juga pengikisan syariat Islam secara perlahan-lahan," jelas Novel.
Bagi dia, sudah seharusnya PBNU tak dipimpin lagi oleh Said Aqil. Selain pernyataan yang sering ngawur, PBNU selama dipimpin Said dinilai paling buruk.
"Tak heran dalam sejarahnya PBNU selama dipegang Said Aqil menjadi yang terburuk karena kepengurusan daerah yang banyak mufaroqah atau memisahkan diri," tutur Novel.
Kemudian, ia menekankan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bahwa yang dibakar bertulis lafaz tauhid dan bukan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) harus menjadi rujukan. Ia dan koleganya dalam PA 212 siap mengawal pernyataan MUI yang dinilai masih lurus.
"Untuk itu kami masih setia mengawal MUI karena MUI masih banyak ulama yang lurus dibanding yang menyimpang," tutur Novel.
Terkait polemik pembakaran bendera tauhid, Said Aqil menanggapi suara yang meminta Banser sebaiknya dibubarkan karena sudah melanggar Undang-undang Ormas. Said menegaskan Banser tak akan dibubarkan sampai kiamat. "Tidak akan bubar sampai kiamat," kata Said di kantor PBNU, Jakarta, Kamis 25 Oktober 2018.
Said menyebut pembakaran yang dilakukan organsiasi sayap NU itu jangan terus dijadikan momentum memperkeruh suasana.
“NU akan selalu komitmen dengan empat pilar. Nasionalisme, Pancasila tidak akan bergeser sedikitpun. Dan kami menolak kekerasan, radikalisme, apalagi terorisme atau kelompok yang tujuannya adalah terror dan radikal,” jelas Said. [viva]