GELORA.CO - Publik kembali digegerkan dengan beredarnya surat pemberitahuan akan dilaksanakannya aksi demo oleh kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang se-Jakarta pada Jumat (26/10/2018) di Gedung PBNU dan GP Ansor. Bahkan, sempat beredar pula kabar jika Ansor akan menyiapkan sekitar dua ribu anggota Banser untuk mengantisipasi adanya gerakan tersebut.
Namun kabar tersebut sepenuhnya ditampik oleh Pengurus Besar HMI (PBHMI) dan PBNU. Ke dua organisasi tersebut menyampaikan jika HMI dan PBNU saat ini tidak dalam perselisihan dan dalam kondisi yang sangat baik. Sehingga, aksi tersebut dapat dipastikan tidak akan dilakukan.
"Kabar yang beredar di media sosial tersebut sama sekali tidak benar. Teman-teman Ansor itu banyak yang dari HMI kok. Masak jeruk makan jeruk," terang pengurus GP Ansor Malang, Nur Junaedi saat dihubungi MalangTIMES, Kamis (25/10/2018) malam.
Hal itu juga dibenarkan Wasekjen PB HMI, Harianto. Menurutnya, PB HMI sama sekali tidak menginstruksikan kepada para kader untuk melakukan aksi apapun terkait dengan pembakaran bendera tauhid yang terjadi belum lama ini. PB HMI pun meminta agar seluruh aktivis bersikap dingin dan menghormati proses hukum yang berjalan.
"Itu sebatas rumor dan sebatas inisiatif beberapa teman di komunitas HMI. Dan secara struktural tidak ada perintah dari PB HMI. Tapi itu adalah hak teman-teman dan kami tidak bisa berbuat banyak," jelasnya.
Meskipun secara pribadi ia sangat menyayangkan adanya aksi pembakaran itu, namun ia tetap berharap agar seluruh aktivis tetap bersikap dingin. Karena saat ini pemerintah juga sudah mulai melakukan tindakan hukum.
"Kita nggak perlu bereaksi dengan demo dan lain sebagainya, karena itu hanya akan menyulut emosi saja dan memperkeruh keadaan," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum PB HMI 2018-2020 Respiratori Saddam Al Jihad juga sempat menyebarkan pesan singkat di WhatsApp dalam menanggapi isu yang berkembang di masyarakat. Dia berpesan, agar HMI tetap bersikap dingin dan menghormati proses hukum yang ada. Berikut bunyi pesan singkat yang beredar di berbagai grup HMI dan GP Ansor:
"Assalamualaikum wr wb
Dalam melihat permasalahan yang terjadi dalam waktu-waktu terakhir ini, terkait pembakaran bendera tauhid, maka perlu kita berlaku bijak agar proses hukum dapat berjalan dengan maksimal.
Dalam posisi ini hal paling terpenting tidak perlu kita memperkeruh suasana dan terprovokasi sehingga hubungan sosiologis sesama umat Islam dan bangsa Indonesia mudah terganggu.
Oleh karena itu PB HMI mengajak untuk membuka ruang silaturahmi agar hubungan sesama manusia dan umat muslim dapat berjalan dengan baik dan mendukung penyelesaian permasalahan ini.
Terakhir, PB HMI menegaskan untuk menekankan kepada kader HMI dan umat muslim bahwa tidak ada gerakan yang bisa mengadu domba persaudaraan umat muslim, sehingga merawat umat dan bangsa adalah hal yang penting dalam momentum kebangsaan hari ini.
Jaga persatuan, tolak provokasi.
Wassalamualaikum wr wb
Ketua Umum PB HMI 2018-2020
Respiratori Saddam Al Jihad,".
Sementara itu, Yaqut Cholil Quomas Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor 2015-2020 saat dihubungi MalangTIMES melalui pesan singkat WhatsApp membenarkan adanya surat yang beredar. Yakni berisi tentang persiapan sekitar dua ribu anggota Banser untuk mengantisipasi adanya aksi oleh HMI se-Jakarta.
"Iya benar, itu surat yang dikeluarkan Ansor. Tapi HMI sudah menyampaikan jika aksi tidak benar dan tidak akan dilakukan," paparnya.[jtm]