GELORA.CO - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengungkit 'dosa' partai yang sudah lama di DPR RI. Menanggapi itu, Fraksi Partai Golkar di DPR meminta PSI untuk fokus urus diri sendiri agar lolos Parlemen Treshold (PT).
Anggota fraksi Partai Golkar DPR Ace Hasan Syadzily mengatakan, sebaiknya PSI tidak melakukan tuduhan secara sembarangan. Dia menegaskan tidak semua anggota DPR melakukan 'dosa' seperti yang disebut oleh PSI tersebut, salah satunya soal hobi anggota DPR yang suka menyaksikan tarian striptis.
"Saya kira PSI jangan menuduh yang tidak-tidak. Tidak semua anggota DPR begitu. Saya kunker ke Arab Saudi dalam rangka pengawasan haji mana ada di Arab Saudi striptis, jadi jangan sembarangan juga," kata Ace saat berbincang dengan detikcom, Jumat (26/10/2018).
Dia mengatakan, banyak anggota DPR saat kunjungan kerja melakukan tugas dengan baik. Salah satunya yang dia lakukan saat melakukan pegawasan pelaksanaan ibadah haji tahun 2019 di Arab Saudi.
"Kita lakukan kerja-kerja untuk pengawasan haji selama 2 minggu bahkan selama 1 bulan, ya kerja untuk melakukan pengawasan haji. Jadi menurut saya jangan men-generalisir. Apalagi PSI adalah partai baru, mau jadi calon," katanya.
Wakil Ketua Komisi VIII ini mengatakan, sebaiknya tetap PSI fokus mengurusi partainya agar lolos ambang batas parlemen. "Yang penting PSI lolos dulu sajalah, baru merasakan jadi anggota DPR. Jadi berusaha saja dulu untuk lolos PT, ndak usah membicarakan keberadaan yang sekarang," katanya.
Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar di DPR RI Melchias Markus Mekeng menilai apa yang disampaikan PSI itu hanya cara mereka untuk menaikkan elektabilitas. Mekeng menyebutnya PSI sedang mencari isu yang seksi.
"Ini kan tahun politik ya, dia mau cari isu yang seksi. Jadi seolah-olah kalau mereka itu yang paling benar. Kalau kita bicara itu kan harus ada fakta, daya, buktinya. Nggak bisa berdasarkan katanya," ujar Mekeng saat dihubungi, Kamis (25/10/2018) malam.
Mekeng mengatakan PSI tak bisa mengeneralisir sikap anggota DPR. Dia menyebut itu sebagai cara yang kurang etis untuk menaikkan popularitas PSI.
"Wajar saja, tapi kurang etis. Semua kan juga tidak semudah itu mengeneralisir orang. Jadi menurut saya ini cuma genit-genit politik saja," ucapnya.
[dtk]