GELORA.CO - Isu pesan elektronik atau e-mail 'Coklat1' bikin geger publik. Sejumlah nama yang disebut-sebut dalam skenario itu telah membantah.
'Coklat1' muncul lewat foto beredar yang menunjukkan halaman email dengan subjek 'Skenario Coklat1' dari dahnilanzar@yahoo.com ke hanafi.rais@gmail.com. Foto itu beredar di Twitter. E-mail itu juga ditembuskan ke mustofa.b.nahrawardaya@gmail.com. Isi e-mail tersebut sebagai berikut:
'Ini foto dari hasil kerja anak tim cyber tauhid untuk skenario Coklat1. Cukup bagus saya kira hasilnya tidak ada lagi yang perlu diedit, tinggal sebar saja dengan tim medsos kita. Saya cc juga ke Mas Mustofa biar dia ikut blow up di media dan medsos. Saya yakin hasilnya cukup mengganggu tidur Coklat1. Semoga Allah SWT membalas dengan keadilan atas perjuangan kita'
Dahnil telah membantah perihal e-mail 'Coklat1'. Dia meminta polisi mencari pembuat dan penyebar foto yang menurutnya hoax itu. Dia memastikan diri tidak pernah mengirimkan e-mail itu.
"Itu hoax," ucap Dahnil, yang juga Koordinator Juru Bicara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, saat dimintai konfirmasi, Jumat (26/10/2018).
Pegiat media sosial Mustofa Nahrawardaya juga membantah kebenaran dalam foto e-mail bersubjek 'Skenario Coklat1' yang viral di media sosial. Mustofa meyakini itu hanya keisengan akun anonim.
"Saya hanya dikirimi oleh akun @twitajaib, Twitter, dia mengatakan saya telah berkonspirasi dengan Hanafi Rais dan Dahnil Anzar. Katanya saya mengirim surat kapolri yang dipanggil KPK lalu di situ ada capture komputer seolah-olah dari Hanafi ke saya," kata Mustofa saat dihubungi.
Kabiro Humas KPK Febri Diansyah membantah pernyataan Mustofa. Bantahan Febri berkaitan dengan pernyataan Mustofa yang mengaku pernah meneleponnya soal foto e-mail bersubjek 'Skenario Coklat1'.
"Saya tidak pernah berkomunikasi dengan yang bersangkutan terkait dengan e-mail tersebut," ujar Febri kepada detikcom.
Polisi menelusuri screenshot 'email skenario coklat1' yang fotonya menjadi viral di media sosial.
"Masih dicek dulu kebenaran informasi tersebut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi. [dtk]