GELORA.CO - Gamal Albinsaid Tanggapi Tudingan Adian Soal Prabowo-Sandiaga Feodal. Adian Napitupulu menuding pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kaum feodal.
Pernyataan kontroversial Adian Napitupulu itu lantas ditanggapi Juru Bicara Prabowo-Sandiaga, Gamal Albinsaid.
Namun awalnya Adian Napitupulu menyoroti kehidupan pribadi Prabowo dan Sandiaga.
Adian Napitupulu menyebut Prabowo dan Sandiaga adalah seseorang yang terlahir dari keluarga kaya raya.
Tak hanya itu Adian Napitupulu juga mengatakan Prabowo adalah menantu dari mantan presiden kedua, Soeharto.
Hal tersebut disampaikan Adian Napitupulu saat menjadi narasumber di acara Kompas Petang, pada Selasa (16/10/2018).
“Latar belakang Prabowo dan Sandi itu kan memang orang yang sangat kaya, Prabowo itu menantunya Soeharto,” ucap Adian Napitupulu, Rabu (17/10/2018).
Adian Napitupulu mengatakan Pilpres 2019 adalah bentuk pertarungan antara demokrasi dengan feodalisme.
“Bisa dibilang Pilpres sekarang ini pertarungan antara feodalisme dengan demokrasi,” ucap Adian Napitupulu.
“Kita (Kubu Jokowi-Ma’ruf re) demokrasi, mereka (Kubu Prabowo-Sandi) feodalisme,” tambahnya.
Adian Napitupulu menjelaskan alasan dirinya menyebut Prabowo-Sandiaga sebagai feodal.
Ia menyoroti slogan Presiden Amerika Donald Trump yang digunakan Prabowo-Sandiaga, ‘Make Indonesia Great Again’.
Adian Napitupulu menyebut saat mengatakan ‘make Indonesia great again’ Sandiaga mengaku ingin mengembalikan kejayaan Indonesia seperti di zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Menurut Adian Napitupulu pernyataan Sandiaga itu tidak sesuai dengan sistem pemerintahan Indonesia saat ini.
“Karena contoh Sandi yang make Indonesia great again itu adalah contoh Majapahit, Sriwijaya itu kan bentuk kerajaan berbeda dengan sekarang,” ucap Adian Napitupulu.
“Contoh yang dimaksud Sandi kan Sriwijaya dan Majapahit, apa yang dimaksud great again ya kerajaan tadi,” tambahnya.
Menurut Sandiaga saat zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih kuat dan jaya.
“Pak Prabowo itu loving what he does and doing what he loves. Jadi dia cinta bangsa ini, dia ingin bangsa ini kuat, dan kita pernah jaya loh. Zamannya (kerajaan) Sriwijaya kita jaya, zamannya (kerajaan) Majapahit kita jaya,” tutur Sandiaga.
“Zaman pada saat pertumbuhan ekonomi yang kita pernah mencapai 7 sampai 8 persen kita jaya. Kita raja ekspor, kita raja produk-produk Indonesia dikenal di luar negeri sebagai negara yang luar biasa kuat ekonominya,” sambung Sandiaga.
Adian Napitupulu bahkan menyebut, bila Prabowo-Sandiaga terpilih sebagai presiden di Pilpres 2019 maka Indonesia dapat kehilangan sistem demokrasi.
“Kita kehilangan demokrasi dong tidak akan ada pemilu,” ucap Adian Napitupulu.
Adian Napitupulu lantas membandingkan Jokowi dan Prabowo. Menurutnya Jokowi adalah anak rakyat sedangkan Prabowo anak feodalisme.
“Yang satunya anak kandung rakyat, yang satunya anak kandung feodalisme,” imbuh Adian Napitupulu.
Tudingan serius yang disampaikan Adian Napitupulu itu rupanya mendapatkan tanggapan dari Gamal Albinsaid.
Gamal Albinsaid mengatakan dirinya berharap seluruh pihak dapat menciptakan suasana politik yang meyatukan dan menyejukan masyarakat.
“Saya harap kita semua bisa mengeluarkan penyataan-pernyataan yang menyatukan dan menyejukkan perpolitikan kita,” ucap Gamal Albinsaid.
Menurut Gamal Albinsaid kubu Jokowi maupun kubu Prabowo seharusnya dapat saling menghormati tanpa merendahkan satu sama lain.
“Jangan terlalu mudah mengeluarkan pernyataan yang memecah belah dan merendahkan kandidat Capres satu sama lain. Kita harus belajar saling menghormati,” tegas Gamal Albisaid.
Gamal Albinsaid mengatakan baik Prabowo maupun Jokowi adalah sama-sama putra terbaik Indonesia.
Ia mengatakan sebaiknya timses kedua buah kubu saling membicarakan visi, misi, dan gagasan dibanding menyerang kekurangan masing-masing.
“Alangkah lebih baik jika kita bisa membawa politik kita lebih bermartabat dengan bicara visi, misi, dan gagasan capres dan cawapres untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat kita hari ini,” jelas Gamal Albinsaid.
“Setiap capres memiliki kelebihan dan kekurangan,” tambahnya.
Gamal Albinsaid mempertanyakan kredibilitas, reputasi dan obketivitas tim pemenangan yang kerap menyoroti kekurangan lawannya.
“Namun, Jika tim pemenangan selalu bicara bahwa capresnya baik dan selalu bicara bahwa capres dari penantangnya tidak baik, maka kita patut mempertanyakan kredibilitas, reputasi dan objektivitasnya,” pungkas Gamal Albinsaid. [swa]