GELORA.CO - Ulah mitra pengemudi Grab yang diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap penumpang berbuah pada petisi yang digalang netizen melalui change.org dengan judul 'Pemerintah Bekukan Izin Operasi Grab'.
Petisi yang digalang Dewi Mardianti itu ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Dalam petisi itu tertulis uraian yang melatarbelakangi perlunya pemerintah ikut campur tangan dalam urusan ini seperti dikutip di situs change.org
Begini isi petisi tersebut:
"Kejadian oknum Grab melakukan pencabulan dan pelecehan daftarnya sangat panjang dan tidak pernah ada tindakan serius dari Grab Indonesia sebagai aplikator.
Sejumlah kasus dianggap "gampang" tanpa ada tindakan tegas.
Yang terbaru adalah, Grab mengundang mediasi untuk penumpang yang dicabuli oleh mitra Grab.
Bahkan aplikator penyelenggara Grab saja masih blunder dalam menangani kasus yang sudah jelas masuk ranah hukum," begitu bunyi petisi tersebut.
Perusahaan macam apa yang menghadapi sebuah kasus dengan kategori penindakan delik umum masih berkutat dengan mediasi, padahal rekam jejak dan rekam data lengkap bahkan sudah tersebar di media sosial?
Apakah memang Grab sengaja memelihara para maniak seks itu bekerja dibawah benderanya?
Cabut izin operasi Grab di Indonesia, yang telah secara gamblang memang hanya bertujuan cari uang saja disini tanpa menghormati aturan hukum dan etika yang berlaku di Indonesia."
Sampai berita ini diturunkan, petisi tersebut sudah didukung 626 netizien.
Siti Sobaria: jangan tunggu ada korban banyak.
radit aryo: jadi takut kalau anak perempuan dan istri saya pakai aplikasi itu, pemerintah harus segera menertibkan.
eka apriyanti: karena saya pun korban pelecehan verbal dari driver grab
Seperti diberitakan sebelumnya, media sosial sempat memviralkan kejadian pelecehan seksual yang diduga oleh mitra pengemudi Grab.
Dari akun Twitter @calicochim97 mengunggah sebuah gambar berisi chat antara pengemudi tersebut kepada penumpang perempuan yang mengandung unsur pelecehan seksual.
Menanggapi hal tersebut, Managing Director Grab Indonesian Ridzki Kramadibrata, mengatakan segera merespon setiap terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
"Yang jelas setiap ada kejadian yang meresahkan penumpang atau pengemudi, akan kami respon segera," ujar Ridzki saat dikonfirmasi di Kantor Grab Indonesia, Kuningan, Jakarta Pusat, Senin (8/10/2018).
Sayangnya, upaya Grab Indonesia mengajak korban pelecehan seksual bertemu oknum mitra pengemudi itu justru dikecam keras.
Sejumlah aktivis menyesalkan rencana itu lantaran Grab dinilai tak peka terhadap kondisi psikologis korban.
”Pelecehan seksual yang dilakukan pengemudi Grab ini sudah yang kesekian kalinya terjadi. Komentar Grab di akunnya itu cenderung memojokkan korban yang dianggap tidak kooperatif,” ujar Saras Dewi, aktivis perempuan yang juga dosen Filsafat Universitas Indonesia. [tribun]