GELORA.CO - Presiden Joko Widodo menyebut tujuannya mengecek harga di pasar tradisional, untuk memastikan jangan sampai ada pihak yang teriak-teriak harga mahal. Menurutnya, teriakan itu membuat masyarakat dan khususnya kaum ibu, enggan belanja di pasar.
"Jangan sampai ada yang teriak di pasar harga mahal, harga mahal, pedagang pasar bisa ngamuk semua nanti. Enggak ada ibu-ibu ke pasar, pada belanjanya ke hypermaket, ke mal, ya gimana ini. Pasar di sini, langsung ambil di Kemang dari Kramat Jati. Ada yang dari petani langsung ke situ. Pasar tradisional itu adalah pasar yang paling murah. Jangan sampai ada yang masuk pasar, bilang mahal. Orang nanti enggak berani ke pasar lagi. Hati-hati," kata Jokowi usai mencek harga di pasar tradisional, Pasar Bogor, Selasa malam, 30 Oktober 2018.
Jokowi, lalu memborong banyak tempe dari pedagang. Ia menyebut, tidak ada perubahan tempe, baik secara ukuran dan harga. Ia mengaku sengaja mengecek pasar di malam hari, agar bisa banyak mengecek harga dan tidak berdesakan dengan pembeli lain.
"Beli banyak tempe, ya dari dulu kan saya sukanya tempe. Mengecek langsung, harganya naik atau enggak naik. Harganya tetap, ukurannya juga. Saya melihat sendiri. Tetap (tidak berubah). Malam malam ngecek, kalau siang kan berdesak-desakan kan. Kalau malam, yang beli hanya saya saja," kata Jokowi disambut gelak tawa orang di sekelilingnya.
Ditanya soal apakah ibu-bu merasa terjamin? Jokowi enggan berkomentar, namun ia mengajak masyarakat langsung mengecek ke pasar. "Ya, lihat langsung ke pasar saja lah. Langsung lihat ke pasar saja. Saya enggak akan komentar banyak, melihat langsung ke pasar saja," kata Jokowi.
Jika terjadi kenaikan harga, Jokowi berjanji langsung memerintahkan kementerian terkait untuk mengatasi persoalan tersebut. Termasuk, menjaga stabilitas harga yang ada di pasar.
"Karena, kita ini kalau ada sesuatu yang naik (seperti) telur. Saya pasti perintahkan juga nanti Kementerian Perdagangan dan Menteri Pertanian untuk juga menjaga stabilitas harga itu. Tetapi, jangan sampai harga terlalu rendah, nanti peternak juga teriak-teriak. Harga sayur juga terlalu murah, nanti petani teriak-teriak rugi. Ini menyimbangkannya tidak mudah. Nanti dibilang mahal, yang ngamuk ibu-ibu," kata Jokowi. [viva]