GELORA.CO - Belum lama ini, di beberapa daerah di Indonesia sedang ramai pembubaran aksi #2019GantiPresiden. Menanggapi pembubaran tersebut, artis sekaligus politikus Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Wanda Hamidah menyebut aksi itu sebagai praktik makar.
“Kalau makar, ya harus dibubarkan. Usaha pergantian presiden sebelum masa itu bagian dari makar. Kita kan sudah ada undang-undangnya, coba baca lagi di undang-undang seperti apa, dan memang nggak boleh dijalankan,” kata Wanda Hamidah di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (5/9).
Aksi rusuh tersebut kemudian dimaklumi oleh Wanda Hamidah. Dia berkata pro tindakan kepolisian yang membubarkan aksi yang menggaungkan ganti presiden tersebut.
“Jika tindakan tersebut dijawab dengan masyarakat yang muak, polisi akan melakukan tindakan. Kalau ada aksi yang pro-kontra, kepolisian sebagai pelindung kan harus bertindak. Masa diem aja, harus dilerai sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan,” lanjutnya.
Sebagai salah satu relawan Jokowi, Wanda Hamidah mengaku tak ambil pusing soal hashtag (tagar) tersebut. Dia dan teman-teman yang suka memfokuskan diri pada gerakan-gerakan positif jelang kampanye nanti.
“Silakan saja. Gini, kita nggak usaha mendorong dengan gerakan orang lain. Kita fokus pada hal-hal yang positif. Kita fokus pada kebaikan-kebaikan dan keberhasilan,” papar perempuan yang pro Jokowi sejak 2010.
Kemudian, Ketua DPD (Dewan Perwakilan Wilayah) dari Partai Nasional Demokrat itu mengimbau masyarakat, terutama generasi milenial untuk tidak termakan isu-isu panas. Malah, memilah setiap informasi yang diterima.
“Masyarakat terutama milenial harus membiasakan kompilasi ada berita yang harus dikroscek kembali. Keadilan positif kita (nanti) akan ajarkan anak-anak kita untuk membiasakan pasangan calon yang berdasar track record dan visi-misi ke depan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, aksi atau gerakan # 2019GantiPresiden digagas oleh Mardani Ali Sera. Hashtag tersebut kemudian semakin populer sejak musisi Ahmad Dhani sering mengoarkannya. [psid]