GELORA.CO - Gempa berkekuatan 7,4 skala Richter (SR) yang dilanjutkan dengan tsunami di Palu, Sulawei Tengah telah mengakibatkan setidaknya 400 orang meninggal dunia.
Gempa dahsyat teresbut juga memunculkan lifuifaksi (liquefaction). Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, fenomena itu adalah saat tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan.
Munculnya lumpur dari permukaan tanah itu terekam dalam sebuah video yang diunggah Sutopo dalam akun Twitternya, @Sutopo_PN. Terlihat lumpur tersebut menyapu bangungan dan pohon yang ada di Kabupaten Sigi, dekat perbatasan Palu.
Pohon dan bangunan dalam video terlihat bergerak akibat lumpur tersebut. Bahkan terdapat gerakan lumpur seperti gelombang laut.
"Kondisi Kota Palu dan Donggala gelap gulita. Listrik masih padam dan BBM makin langka. Masyarakat banyak yang berada di luar rumah. Masih banyak bantuan yang diperlukan untuk korban gempa," tulis Sutupo.
Munculnya lumpur dari permukaan tanah yang menyebabkan amblasnya bangunan dan pohon di Kabupaten Sigi dekat perbatasan Palu akibat gempa 7,4 SR adalah fenomena likuifaksi (liquefaction) Likuifaksi adalah tanah berubah menjadi lumpur seperti cairan dan kehilangan kekuatan. pic.twitter.com/uxTODECMEX— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 29, 2018
(Nemu di fb)Pergerakan tanah akibat gempa di Palu kemaren.Sumpah, baru kali ini liat rumah, pohon sama tower sampe kegeser kayak gitu..Merinding 😠pic.twitter.com/GKdN6fEeqV— a t i k a (@katanhya) September 29, 2018
[okz]