GELORA.CO - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, meninggalkan pertemuan Dewan Keamanan (DK) PBB yang dipimpinnya sebelum berakhir. Trump menyerahkan tugasnya kepada Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley. Sontak saja apa yang dilakukan Trump memicu spekulasi tentang keberadaannya.
Setelah kira-kira dua jam pidato dan deklarasi, Trump meninggalkan ruangan Dewan Keamanan PBB dengan tim keamanannya, membiarkan Haley mengambil alih jalannya pertemuan.
Kepergian presiden AS berlangsung selama pidato menteri luar negeri Ethiopia, dan setelah pidato Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Beberapa anggota pers berspekulasi bahwa dia mungkin mengambil jeda untuk ke toilet dan akan kembali.
Namun ketika Ethiopia selesai berpidato dan memberi jalan ke Kazakhstan, bagaimanapun, kemungkinan kembalinya Trump ke pertemuan Dewan Keamanan semakin mengecil dari menit ke menit.
Seandainya dia tetap tinggal, Trump akan mendengar Menteri Luar Negeri Kazakhstan Kairat Abdrakhmanov memujinya karena bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Singapura awal tahun ini.
Kazakhstan kemudian diikuti oleh Swedia, masih tanpa Trump. Haley akhirnya menunda sesi karena ketidakhadiran bosnya.
Ada spekulasi bahwa Trump mungkin keluar dari DK PBB satu jam sebelum dia benar-benar pergi, selama pidato Presiden Bolivia Evo Morales.
"Tidak ada yang tertarik dengan cara Amerika Serikat untuk menegakkan demokrasi," kata Morales di akhir pidatonya.
"Amerika Serikat tidak peduli tentang hak asasi manusia atau keadilan," imbuhnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/9/2018).
"Terima kasih, Tuan Presiden," jawab Trump, entah bersikap sopan atau mengabaikan terjemahan selama ini.
[sn]