Sri Mulyani Akui Ekonomi RI Rentan, Rizal Ramli Bilang Telat Mikir

Sri Mulyani Akui Ekonomi RI Rentan, Rizal Ramli Bilang Telat Mikir

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ekonom senior, Rizal Ramli, lagi-lagi menyesali respons lamban pemerintah atas situasi ekonomi nasional yang kian buruk.

Di halaman Facebook pribadinya beberapa jam lalu, mantan Menko Maritim dan Sumber Daya itu menanggapi pengakuan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, soal Indonesia yang tidak bisa beradaptasi di tengah gejolak ketidakpastian ekonomi global.

Pengakuan Sri Mulyani yang diberitakan sejumlah media massa nasional itu terjadi di tengah Seminar Nasional Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (26/9).

Rizal heran mengapa pengakuan itu baru terungkap sekarang. Padahal, ia sendiri sudah sejak satu tahun lalu mengingatkan situasi gawat ekonomi nasional. Namun pemerintah terus membantah peringatan darinya. 

"Lho kok baru sekarang ngaku? Sejak setahun yang lalu sibuk bantah-bantah RR tidak benar," ungkap Rizal.

Ia menyindir Sri Mulyani yang pernah diberi penghargaan menteri terbaik di dunia malah hanya baik kepada pemberi utang dan selalu "telat mikir".

"Menkeu ter-baik-baik kpd pemberi utang ini, dgn beri bunga 2% kemahalan ini, memang selalu 'behind the curve' (telat mikirnya, ketinggalan). Itulah mengapa sulit capai stabilitas. Hanya BI yang proaktif dan 'ahead of the curve'," tulis mantan anggota panel ahli ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu. 

Dikutip dari CNBC Indonesia, Sri Mulyani mengakui ekonomi Indonesia cukup rentan terhadap kondisi eksternal karena kurang pendalaman pasar keuangan domestik masih kurang. Salah satu buktinya adalah total dana pensiun yang dimiliki masyarakat Indonesia hanya 11,7 persen dari total dana Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang mencapai Rp 2.279 triliun. 

Ia mengibaratkan dana pensiun yang kecil bagai danau yang dangkal. Danau yang dangkal sangat mudah terguncang bila ada seseorang dari luar melempar sesuatu ke dalamnya. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita