GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung kebesaran hati presiden di masa lalu untuk mundur dari jabatannya demi kebaikan bersama. Anies mengatakan kebesaran hati pemimpin Indonesia itu harus dicontoh semua pihak.
"Di Timur Tengah, banyak masalah timbul karena apa, karena praktik demokrasi. Di Indonesia, sebaliknya. Indonesia punya kematangan demokrasi, kalau tahu waktunya cukup, maka cukup sampai di sini. Di masa krisis lihat Bung Karno, tahun 1966 kalau Bung Karno bilang pada pengikutnya 'saya akan teruskan jadi presiden'. Apa yang terjadi? Pecah republik ini," kata Anies saat membuka Musyawarah Besar Bamus Betawi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (1/9/2018).
Menurut Anies, hal tersebut juga diikuti presiden lainnya, seperti Presiden Soeharto dan Presiden Habibie. Mereka dinilai menjadi contoh matangnya demokrasi di Indonesia.
Anies meminta Bamus Betawi mengikuti budaya demokrasi tersebut. Dia mengatakan suatu organisasi bisa berjalan bila pihak yang tidak terpilih mau berlapang dada.
"Penentu demokrasi bukan yang menang. Tapi bila yang tidak menang bilang 'saya terima hasilnya, saya dukung yang baru'. Maka organisasi akan jalan terus," sebutnya.
Anies juga berpesan agar anggota Bamus Betawi memimpin organisasi tersebut hingga tuntas. Dia mencontohkan dirinya yang tidak tergoda tawaran maju ke pilpres untuk menuntaskan tugasnya di Jakarta.
"Kebetulan tahun ini 2018, bulan lalu ada pencalonan presiden. Tahun depan ada pilpres. Saya termasuk kemarin ada keserempet-keserempet. Tapi bismillah saya sudah komit saya akan tunaikan tugas ini," ucap Anies.
"Saya tidak tahu akan menjawab apa pada Ibu-ibu mendoakan yang pada malam hari mendoakan. Saya tidak bisa menjawab anak saya nanti, 'Abah kenapa tinggalkan Jakarta?,'" sambung Anies. [dtk]