GELORA.CO - Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdampak pada komoditi karet. Terbukti dalam beberapa hari terakhir, harga karet merosot.
Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Selatan (Sumsel) Alex K Eddy mengatakan, naiknya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tidak seiring dengan harga karet internasional. Justru sebaliknya, harga karet cenderung turun.
Minggu lalu, harga karet masih di level US$ 1,34 per kilogram. Sedangkan untuk Rabu (5/9) kemarin, harga karet turun menjadi US$ 1,31 per kilogram. "Jadi melemahnya nilai tukar rupiah ini hanya menguntungkan bagi eksportir," kata Alex saat dihubungi JawaPos.com, Kamis (6/9).
Menurutnya, ini tugas pemerintah bersama negara-negara penghasil karet lainnya untuk bersama mencari solusi keseimbangan pasar. Sehingga dapat meningkatkan harga jual karet ditingkat internasional.
Gapkindo berharap harga karet bergerak naik ke level US$ 1,8 hingga US$ 2 per kilogram. "Dengan harga ini, maka petani akan mendapatkan harga yang layak," ucap Alex. [jpc]