GELORA.CO - Kebijakan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengimpor pangan di tengah stok beras yang melimpah dianggap bertentangan dengan prinsip untuk mensejahterakan petani.
Ekonom senior Dr Rizal Ramli mengkritik keras kebijakan itu. Tanggung jawabnya sebagai kaum intelektual bergejolak ketika melihat keadaan ini.
"Saya imbau kepada Presiden Jokowi, sudah jelas kok posisi angkanya benar ada (stok Bulog sebesar 2,4 juta ton). Biarkan Enggar ‘pentantang petenteng’ begitu, sudah waktunya diganti," ujar RR, biasa disapa di komplek DPR, Jakarta, Kamis (20/9).
Dikatakan RR, seorang Menteri Perdagangan dari dulu merupakan sosok yang pandai berbahasa Inggris dan meyakinkan dunia internasional.
Dengan seperti itu akhirnya neraca perdagangan Indonesia bisa meningkat. RR pun mengulas karakter Menteri-menteri perdagangan sebelumnya dari era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Dari dulu mohon maaf pertimbangan mengangkat Menteri Perdagangan itu pertimbangannya pertama Bahasa Inggrisnya harus jago dan canggih. Kedua bisa meyakinkan dunia internasional," ungkapnya.
"Itulah kenapa SBY angkat Marie Pangestu dan Gita Wiryawan karena Bahasa Inggrisnya canggih bisa yakinkan investor. Itulah itulah kenapa Pak Jokowi ngangkat Thomas Lembong," tambahnya aktivis senior itu.
Akan tetapi untuk Mendag yang sekarang, RR menilai kemampuannya jauh dari para pendahulunya.
"Yang hari ini, Bahasa Inggris-nya saja norak, kampungan, ya nggak bisa juga lah kalau gitu," tandasnya.[rmol]