GELORA.CO - Gelar 'Kampus Penyambung Lidah Rakyat' bagi Universitas Bung Karno (UBK) bukan isapan jempol belaka. Sebab, gerakan mahasiswa yang diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dalam mengkritisi pemerintahan saat ini mendapat dukungan penuh pihak rektorat.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Rektor UBK, Sunarto dalam acara konferensi pers bertajuk "Mahasiswa Universitas Bung Karno Menyuarakan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) dengan Tritura”.
Kata Sunarto, semua mahasiswa UBK harus peka dan peduli atas penderitaan rakyat. Hal itu sebagaimana diamanatkan oleh Proklamator Bangsa, Bung Karno.
"Mahasiswa UBK harus peka, harus peduli dengan apa-apa yang menjadi penderitaan rakyat. Bung Karno mengatakan abdikanlah ilmu ini untuk kemanusiaan. Mahasiswa Universitas Bung Karno jangan takut untuk menyampaikan pemikiran kepada instansi terkait," tegasnya saat memberikan sambutan di Aula Kampus UBK, Jalan Kimia 20, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/9).
"Makanya, saya sampaikan agar dijaga benar seperti ang disampaikan oleh Bung Karno, Janganlah menjadi mahasiswa yang di menara gading. Tapi jadilah mahasiswa yang peka melihat permasalahan bangsa," lanjutnya.
Dia mempersilakan mahasiswa UBK yang ingin menjadi penyambung aspirasi rakyat secara konkret dengan datang langsung ke instansi terkait seperti MPR, DPR, dan pemerintah. Sebab, keadilan dan kemakmuran rakyat hingga saat ini belum juga tercapai.
"Tiga tema (yakni turunkan harga, turunkan utang, dan turunkan pengangguran) tersebut sangat tepat sekali karena itulah sumber untuk kemakmuran rakyat," imbuhnya.
Meski demikian, dia meminta para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi rakyat dengan cara-cara beradab dan konstitusional. Penyampaian aspirasi itu tidak boleh dilakukan dengan cara-cara anarkis ataupun inskonstitusional.
"Jangan pantang menyerah untuk memperjuangkan Tritura yang semata-mata untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Insyaallah niat kita lillahi ta’ala, mudah-mudahan cepat tercapai," pungkasnya. [rmol]