GELORA.CO - Presidium Nasional Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI), Ratna Sarumpaet memastikan akan tetap menghadiri diskusi dan deklarasi GSI di Kota Batam, Kepulauan Riau, Minggu besok (16/9) setelah sebelumnya dikabarkan ditolak sejumlah LSM.
"Kami akan tetap maksa masuk. Kami menolak menyerah, kami ikut panitia di sana," kata Ratna saat dihubungi redaksi di Jakarta, Sabtu (15/9).
Menurut aktivis kemanusiaan itu, penolakan diskusi GSI di Batam justru kontraproduktif dan terkesan mengada-ada. Pasalnya, tema diskusi yang diangkat adalah soal Pancasila dan meluruskan kembali UUD yang sudah beberakali diamandemen.
"Kami menghargai pendapat yang berbeda, akan tetapi ini tidak boleh dijadikan pembenaran oleh pihak aparat untuk melarang. Ini hanya diskusi. Kalau diskusi dan menyatakan pendapat saja sudah dilarang, negeri ini dalam bahaya," ujar Ratna.
Aparat kepolisian harus melindungi hak menyatakan pendapat dari setiap warga negara, bukan sebaliknya melindungi hak orang yang menolak dengan alasan yang terkesan dibuat-buat.
"Polisi harus benar menjaga demokrasi setiap orang. Jangan di bolak-balik," tegas Ratna.
Adapun diskusi GSI di Kota Batam sudah diberitahu kepada pihak kepolisian.
Selain Ratna, diskusi GSI di Kota Batam rencananya juga akan dihadiri Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, mewakili Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal dan sejumlah tokoh lainnya.
GSI dijadwalkan akan menggelar diskusi dan deklarasi di 34 provinsi seluruh Indonesia. Sebelumnya, sudah digelar di Kota Pangkalpinang (Bangka Belitung), serta Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau (Sumatera Selatan). [rmol]