GELORA.CO - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi akhirnya menjelaskan terkait aksinya meghentikan wawancara live di Kompas TV.
Ketua Umum PSSI itu sebelumnya diwawancarai terkait insiden pengeroyokan yang berujung kematian seorang suporter Persija, The Jakmania, jelang laga Persib Bandung kontra Persija.
Namun, di tengah wawancara itu Edy Rahmayadi memutuskan untuk mengakhiri wawancara yang dipandu Aiman Witjakcono.
“Saya sedang banyak tugas, saya sedang pusing, masa kalian tanya semuanya apa gak tambah pusing saya,” ungkap Edy Rahmayadi dalam acara silaturahmi dengan awak media di Aula Bina Graha Pemprov Sumut, Jalan Pangeran Diponegoro, Selasa (25/9/2018).
“Ada wartawan Kompas yang datang, coba mana orangnya berdiri, nah, kau orang, itu tanggungjawab kau, dan dosa kau. Karena saya bukan hanya satu pikiran saya, semua saya pikirkan,” imbuh Mantan Pangkostrad itu.
Edy Rahmayadi menegaskan, dirinya akan berjuang keras sebagai Gubernur Sumut agar Sumut bisa lebih baik lagi.
Sebelumnya diberitakan, Edy Rahmayadi terlihat emosi ketika ditanyai oleh Aiman terkait jabatannya sebagai Gubernur Sumatera Utara dan Ketua Umum PSSI dalam peristiwa meninggalnya suporter Jak Mania di Bandung pada hari Minggu (24/9/2018) lalu.
Dilansir TribunWow.com, hal ini seperti yang tampak pada tayangan Kompas Petang “Pembunuhan di Tengah Fanatisme Sepak Bola” yang disiarkan oleh KompasTV, Senin (24/9/2018) malam.
Aiman menanyai Edy Rahmayadi apakah dirinya merasa terganggu dengan tugas dan tanggung jawab menjadi Gubernur Sumatera Utara sekaligus Ketua Umum PSSI.
Dengan singkat Edy menanyakan apa urusan Aiman menanyakan hal tersebut.
Menurut Eddy, bukan hak Aiman bertanya dan dirinya mempunyai hak untuk tidak menjawab.
“Apa urusan Anda menanyakan itu ? Bukan hak Anda juga bertanya kepada saya,” ujar Edy Rahmayadi.
Lantas, Aiman bertanya terkait tersangka pengeroyokan pada Haringga, pendukung Persija yang tewas.
Ia menanyakan keterlibatan PSSI dalam melakukan pembinaan pada suporter.
“Saya ingin bertanya bahwa ada kurang lebih 8 tersangka yang ditangkap di Polrestabes Bandung, ada 2 di antaranya yang di bawah umur.
Sejauh mana PSSI melakukan pembinaan pada suporter bola, tidak hanya Persib, Persija, dll ada Persebaya, Arema Malang, dll.
Bagaimana kemudian PSSI melakukan pembinaan ini?,” tanya Aiman.
Edy Rahmayadi pun menjawab jika pembinaan suporter bukan bagian dari PSSI melainkan kewajiban dari klub bola itu sendiri.
“Suporter dibina oleh klub-klubnya masing-masing.
Kita hanya melakukan imbuan-imbauan. Bahkan apabila suporter melakukan hal-hal yang berlebihan, PSSI sudah memberikan hukuman pada kesebelasan tersebut.
Itu sudah cukup dan dilakukan seluruh negara, saya tak perlu cerita panjang pada operator Kompas,” jawab Edy.
Belum selesai Edy menjawab, Aiman pun memotong dengan mengatakan bahwa penjelasan Edy tersebut bukan ditujukan pada Kompas TV melainkan pada publik.
“Bukan pada Kompas pak tapi pada publik,” sahut Aiman.
Edy menjawab jika pertanyaan yang diberikan kepadanya soal kasus suporter Haringga terlalu berlebihan.
“Anda-anda sepertinya terlalu berlebihan bertanya, Terimakasih saya akhiri, Assalamualaikum,” ujar Edy yang langsung beranjak dari tempat duduknya.
Edy juga sempat terlihat melepas headset yang ia kenakan untuk berkomunikasi dengan Aiman
Melihat Edy mengakhiri wawancara tersebut, Aiman tertawa dan menjawab salam dari Edy.
“Waalaikumsalam, ini merupakan hak anda (mengakhiri wawancara) pak Edy Ketua Umum Persatuan Sepakbola,” ujar Aiman. [swr]