GELORA.CO - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah tudingan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief yang menuding PDIP membajak kader Demokrat, dalam hal ini Gubernur NTB M. Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) dan mantan Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar.
Hasto menyebutkan, PDIP tidak pernah membajak kader Partai Demokrat untuk masuk dalam susunan Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Kami tidak pernah melakukan bajak-membajak,” kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/9).
Sebab menurut dia, partai berlambang moncong putih merupakan partai besar yang memiliki banyak kader, termasuk kader akar rumput.
“Kami ini memiliki kader akar rumput di bawah, sehingga kami menjunjung etika politik tersebut. Kami tidak pernah punya tradisi bajak-membajak kader partai pihak lain,” tegasnya lagi.
TGB dan Deddy Mizwar mendukung Jokowi, jelas Hasto, karena murni memberikan dukungan bukan karena aksi bajak-membajak.
“Iya itu murni, dari sebuah dialog bersama antara jajaran Pak Jokowi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Andi Arief menuding Hasto Kristiyanto membajak kader Demokrat agar gabung dan mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Saya tidak mengerti kenapa Ibu Megawati merestui Hasto yang rajin membajak kader demokrat untuk gabung ke tim Jokowi. Apakah PDIP sudah sangat miskin kader berkualitas?,” cuit Andi Arief di akun Twitter pribadinya beberapa waktu lalu.
Menurut Andi Arief, pada tahun 2009 memang ada beberapa kader PDIP yang ditawarkan jabatan menteri KIB II. Namun nama Hasto memang tidak ada dalam daftar yang ditawarkan.
“Apakah karena itu dendam kesumat Hasto terhadap Demokrat gak pernah padam?Saya berharap Ibu Megawati bisa menertibkan dari mulai mulut sampau tindak tanduk Hasto yang sudah di luar batas ingin merusak Partai Demokrat, kami bukan hanya marah tapi sudah taraf eneg,” tambah Andi Arief.
Menurut Andi, Demokrat adalah partai besar. Demokrat sudah punya posisi politik dalam Pilpres 2019. Karena itu, ia meminta Megawati untk menertibkan Hasto agar hubungan Demokrat dan PDI-P tidak semakin memanas.
“Kalau PDIP gandrung bajak mambajak lebih baik partainya berubah jadi club sepakbola saja. Mumpung Prestasi sepakbola lagi kurang bagus,” imbuhnya.
Dikatakan Andi, dulu Hasto sukses menggoda dan hampir mentransfer Abraham Samad menjadi cawapres Jokowi. Dari situ awal pemberantasan korupsi jadi bermasalah di negeri ini.
“Sekarang cara itu digunakan kepada kader2 demokrat. Anda Tidak hebat, anda perusak,” tandas Andi Arief. [psid]