GELORA.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat suara terkait pelemahan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) yang nyaris menyentuh 15.000. Menurut Jokowi, pelemahan nilai tukar Rupiah ini merupakan imbas dari berbagai faktor eksternal.
"Kita semuanya tahu bahwa tidak hanya negara kita yang terkena apa ee... pelemahan kurs. Tidak hanya Indonesia. Ini adalah faktor eksternal yang bertubi-tubi, baik yang berkaitan dengan suka bunga di Amerika (The FED), baik yang berkaitan dengan perang dagang As-China...," ungkap Jokowi saat ditemui di Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Pernyataan Jokowi ini jauh hari sudah dibantah oleh ekonom senior Faisal Basri.
"Banyak negara termasuk Negara tetangga kita tidak separah kita, seperti Malaysia, Thailand, kenapa? Karena mereka punya modal yang cukup. Mereka lebih punya daya tahan. Kita daya tahannya kurang. Pada saat yang sama pemerintah ini gak tau diri. Sudah tau jantungnya lagi lemah, daya tahannya lemah, eh ingin lari kenceng (genjot proyek-proyek infrastruktur -red), ya inilah akibatnya ugal-ugalan..,:" kata Faisal di acara Indonesia Business Forum tvOne.
Ketika Jokowi canangkan pembangunan infrastruktur besar-besaran itu, apakah sebelumnya sudah memperhitungkan besaran impor termasuk baja, dan persiapan import-substitution dulu?
Simak video pernyataan Jokowi yang berdalih pelemahan rupiah karena faktor eksternal dan analisa Faisal Basri yang makjleb.
Alasan ambruknya rupiah yg disampaikan Pak @jokowi terkait fenomena global, kenaikan suku bunga the Fed dan Perang Dagang dijawab kontan olh Pak @FaisalBasri 2 bln yg lalu :-)Pemerintah "gak tau diri"... jadi rada ugal-ugalan 😰#2019GantiPresiden pic.twitter.com/iV9dwb16cM
— ㅤㅤㅤ ã…¤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ã…¤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ã…¤ ㅤㅤㅤ (@RajaPurwa) September 6, 2018