GELORA.CO - Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menghebat dalam beberapa waktu belakangan justru diklaim menjadi pembuktian bagi kualitas kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai Indonesia sama sekali tidak berada dalam keadaan krisis besar. Meskipun begitu, dia mengaku pemerintah akan berhati-hati.
"Atau dibilang bahwa pemerintah melakukan koordinasi dengan sangat intens, itu juga betul. Tapi tidak perlu khawatir berlebih bahwa krisis 1998 akan terulang lagi. Sebabnya, kondisi sekarang sangat berbeda dibandingkan dengan 1998," ujar Luhut dalam tulisannya yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (6/9/2018).
Dia memaparkan, secara fundamental, perekonomian Indonesia juga telah mencapai level yang jauh di atas keadaan ketika krisis 1998 menerpa. Hal itu menunjukkan kemampuan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga cukup baik
Luhut menyebut pertumbuhan ekonomi mencapai 5,27% di kuartal kedua 2018, tertinggi sejak 2014. Adapun inflasi pun masih terkendali di angka 3,20% per Agustus 2018. Rasio utang luar negeri RI juga cukup rendah di level 34% atau jauh di bawah level 60% pada periode 1997-1998.
Luhut mengatakan, ekonomi RI sebagian besar didorong sektor domestik dan investasi, hanya sekitar 20% kontribusi ekspor terhadap PDB nasional. Hal itu akan meminimalkan dampak perang dagang seandainya terus berlanjut.
Tak hanya data keras, Luhut mengatakan ada perbedaan utama, yaitu sosok pemimpin, yakni Presiden Jokowi dan Menkeu Sri Mulyani.
"Pak Jokowi, menurut hemat saya, adalah seorang pemimpin yang sederhana, memberikan contoh, baik dirinya maupun keluarganya tidak terlibat bisnis dengan pemerintah. Sehingga saya pribadi pun tidak ada bisnis apapun dalam pemerintahan. Karena prinsip ketauladanan yang saya percayai sebagai perwira, adalah kata kunci dari suatu leadership," paparnya.
"Selain Pak Jokowi, dari sisi pemerintahan sekarang kita juga memiliki Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, yang kredibilitasnya di mata dunia tidak diragukan lagi. Hal hal tersebut yg menjadi salah satu tumpuan kepercayaan investor global terhadap Indonesia." [cnbc]