Kapal Hantu Sam Ratulangi Mendadak Muncul Setelah 9 Tahun Hilang

Kapal Hantu Sam Ratulangi Mendadak Muncul Setelah 9 Tahun Hilang

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Kemunculan tiba-tiba sebuah kapal ‘hantu’ di lepas pantai Myanmar selatan mengejutkan nelayan setempat, karena mereka tak menemukan satu pun muatan maupun awak manusia di kapal bernama Sam Ratulangi PB 1600 tersebut.

Kapal kontainer misterius yang dibuat di Indonesia dan berlayar di samudera tanpa satu pun awak di dalamnya, ditemukan kandas di lepas pantai kota Thongwa, Yangon, Myanmar.

Kapal  Sam Ratulangi PB 1600 tersebut kali pertama ditemukan masih berlayar di sekitar tujuh mil dari desa Thama Seitta, Kamis (30/8) pekan ini.

Rusia Today, Sabtu (1/9/2018), memberitakan kapal tersebut hampir satu dekade hilang di laut. Saat ditemukan, kapal itu kandas di atas gundukan pasir lepas pantai desa Thma Seitta.

Nelayan yang kali pertama menemukan kapal itu melapor ke polisi, penjaga pantai, dan angkatan laut. Selanjutnya, mereka memberanikan diri naik ke kapal tersebut untuk melakukan pemeriksaan.


“Tidak ada awak atau kargo yang ditemukan di kapal. Cukup membingungkan bagaimana kapal besar itu muncul di perairan kami,” kata Ne Win Yangon, anggota parlemen lokal untuk kota Thongwa.

Berdasarkan investigasi tim gabungan, kapal tersebut memunyai panjang 177,35 meter, lebar 27,91 meter, dan berat 26.510 ton.

Kapal tersebut dilaporkan telah berlayar memakai bendera Indonesia dan terakhir terlihat di Taiwan tahun 2009.

Ketika angkatan laut Myanmar memeriksa kapal pada Jumat (30/8), kapal itu telah terbelah menjadi dua karena terdampar di gundukan pasir selama beberapa hari.


“Menurut saya, kapal itu baru saja ditinggalkan. Pasti ada alasannya (mengapa itu diabaikan), ”kata Aung Kyaw Linn, Sekretaris Jenderal Federasi Independen Pelaut Myanmar.

Sementara, media massa Myanmar yang dikelola pemerintah mengatakan, kapal itu sedang ditarik ke negara tetangga, Bangladesh.

Kapal-kapal tua dan tidak layak sering diderek ke Provinsi Chittagong di selatan Bangladesh, yang menjadi tempat industri pelayaran yang berkembang tapi kontroversial. [suara]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita