GELORA.CO - Penunjukan Buni Yani sebagai bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, sempat dipertanyakan. Terlebih Buni pernah terjerat dengan kasus video penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama.
Kepada awak media, Buni menegaskan bahwa penunjukan dirinya sebagai Tim Media Sosial BPN Prabowo-Sandiaga, murni karena kompetensi yang dimilikinya. Buni mengklaim kalau dia mampu mengemban amanah tersebut.
"Karena saya dianggap mampu. Saya itu tamat S2 di Amerika. Saya punya ilmunya yang saya mau ditempatkan. Jadi itu," kata Buni di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/9).
Selain memiliki basic pendidikan tinggi, Buni mengaku juga pernah menjabat sebagai dosen di salah satu universitas swasta. Sehingga dirinya meminta masyarakat tak mempersoalkan penunujukkanya dalam BPN Prabowo-Sandi.
Sebaliknya, lanjut dia, terkait permasalahan hukum yang tengah menjeratnya dinilai syarat akan kriminalisasi. Atas dasar itu, dia pun yakin bahwa kehadirannya di tim Prabowo-Sandi dapat memberikan energi positif.
"Justru membuat tim Prabowo itu positif saya masuk. Saya ini adalah korban kriminalisasi, jadi memperkuat tim pak Prabowo untuk mengatakan bahwa tim ini adalah tim yang berjuang untuk demokrasi dan keadilan," ungkapnya.
"Pihak sana sih pasti ngomongnya yang jelek-jelek. Anda kalau denger cebong sih begitu ngomongnya. Jadi jangan denger mereka," pungkasnya. [jpc]