GELORA.CO - Peristiwa G-30S/PKI pada 30 September selalu dikenang melalui pemutaran film G-30S/PKI. Namun belakangan film ini memicu pro kontra, terutama di internal TNI karena terkait para pelaku dalam tragedi berdarah itu.
Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Din Syamsuddin justru mengajak masyarakat untuk menonton film G-30S/PKI pada tanggal 30 September nanti. Din mengatakan film tersebut dianggap masih relevan ditonton saat ini.
"Kami serukan masing-masing ormas Islam dan keluarga besar bangsa lainnya wabil khusus TNI, saya kira sangat relevan untuk harus menonton film itu," kata Din di gedung MUI Pusat, Jakarta Pusat, Rabu (26/9).
Din menambahkan, Wantim MUI juga melihat film itu sebagai bagian dari sejarah sehingga tidak boleh diabaikan.
"Dalam rangka tidak melupakan sejarah, maka tatap relevan untuk kita tonton film G-30S/PKI, sebagaimana yang ada di masa lampau tersebut pada 30 september," terang Din.
Ia juga menyarankan agar film tersebut dapat disaksikan di ruang-ruang publik. Misalnya, di mal. "Bila perlu di tempat-tempat umum ada piala dunia kita nonton bareng, (disaksikan) mal-mal bagus itu, bila perlu di tempat-tempt umum, apalagi (jika hal itu) pemerintah yang memprakarsai," jelasnya.
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebelumnya menyindir Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan KSAD Jenderal Mulyono, perihal pemutaran film G-30S/PKI. Di masa Gatot menjadi panglima, pemutaran film itu memang serentak dilakukan di tiap markas TNI.
"Kalau KSAD tidak berani memerintahkan nonton bareng film G-30S/PKI, bagaimana mau mimpin prajurit pemberani dan jagoan-jagoan seperti Kostrad, Kopassus, dan semua prajurit TNI AD. Kok KSAD-nya penakut. Ya sudah pantas lepas pangkat," kata Gatot di akun instagram resmi miliknya @nurmantyo_gatot yang terverifikasi, Kamis (20/9).
Sementara, pada masa Orde Baru Film tersebut wajib tayang tiap pukul 10.00 pagi di tanggal 30 September. Film ini menjadi film wajib, terutama bagi PNS dan anak sekolah. [kmp]