GELORA.CO - Gubernur Jakarta Anies Baswedan berbicara soal kebesaran hati Sukarno untuk tak melanjutkan masa jabatannya sebagai Presiden RI di tahun 1966 karena tak mau RI pecah. PDIP menilai Anies berbicara asal-asalan hanya untuk mengarahkan opini supaya Jokowi tak lanjut dua periode.
"Itu asbun (asal bunyi)! Dia maksa, hanya pengin supaya Jokowi mundur, kan begitu tujuannya, sehingga dipaksa-paksa dengan konteks yang berbeda," kata Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari saat dimintai tanggapan, Minggu (2/9/2018).
Menurutnya, Anies melepaskan konteks sejarah Bung Karno saat itu, yakni saat Bung Karno telanjur mengangkat dirinya menjadi presiden seumur hidup. Namun kini, konstitusi sudah membatasi masa jabatan presiden maksimal dua periode saja. Lagipula, Bung Karno bukan turun karena kemauannya sendiri melainkan diturunkan atau disuruh turun.
"Menurutku Mas Anies kurang baca kayaknya, kurang baca sejarah. Maunya tendensius tapi salah data," kata Eva.
Mengomentari soal Anies yang berkaca pada kondisi politik Timur Tengah, bahwa negara-negara di Timur Tengah pecah gara-gara pemimpinnya tidak mau lengser, Eva berpendapat kondisi Indonesia jauh berbeda dengan di Timur Tengah. Di Indonesia kini, kehidupan berdemokrasi sudah baik melampaui negara-negara di Timur Tengah yang dikecamuk perpecahan.
"Di Timur Tengah kan tidak ada demokrasi Pancasila, tidak ada musyawarah mufakat, dan tidak ada gubernur yang bicara sak karepe dewe (semaunya sendiri). Di sini juga tidak memungkinkan adanya otoritarianisme dan diktator," tutur Eva.
Sebelumnya, Anies bebicara soal kebesaran hati pemimpin di masa lalu Dia mengambil contoh Presiden Sukarno.
"Di Timur Tengah, banyak masalah timbul karena apa, karena praktik demokrasi. Di Indonesia, sebaliknya. Indonesia punya kematangan demokrasi, kalau tahu waktunya cukup, maka cukup sampai di sini. Di masa krisis lihat Bung Karno, tahun 1966 kalau Bung Karno bilang pada pengikutnya 'saya akan teruskan jadi presiden'. Apa yang terjadi? Pecah republik ini," kata Anies saat membuka Musyawarah Besar Bamus Betawi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (1/9) kemarin.[dtk]