GELORA.CO - Partai Demokrat menolak Sandiaga Uno sebagai pendamping Prabowo Subianto. Partai Demokrat membuka dua opsi jika masih diharapkan berada di Koalisi Kertanegara.
"Pertama, kembali ke komitmen/janji Prabowo yang meminta AHY cawapres karena elektabilitas tertinggi di semua lembaga survey," kicau Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief di akun twitternya beberapa saat lalu.
"Kedua, cari figur alternatif utk dibicarakan bersama dengan pertimbangkan kemungkinan mengalahkan Jokowi-Ma'ruf Amien," kicau dia lagi.
Beberapa saat tadi Prabowo mendatangi SBY di kediamannya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Pertemuan keduanya berlangsung 20 menit.
"Sikap Partai Demokrat sampai pk 22.30 malam ini adalah menolak pencawapresan Sandi Uno karena melanggar etik koalisi, berasal dari Partai Gerindra, sama dengan capres Prabowo, dan belum menerima alasan Prabowo tidak menunjuk AHY karena PAN dan PKS menolak," tulis Andi Arif.
Andi mengatakan sikap Partai Demokrat menolak Sandi Uno tidak melanggar etika. Memang Prabowo sebagai capres punya hak menentukan cawapres. Namun sikap tersebut diambil Demokrat sesuai dengan azas keadilan dimana Prabowo mengentertain penolakan PAN dan PKS terhadap AHY sebagai cawapres.
"Partai Demokrat besok pagi akan menyatakan sikap terhadap kelanjutan dalam koalisi ini karena menurut aturan tidak boleh netral. Kami berharap dalam dua atau tiga jam terakhir Prabowo dan demokrat ada kesepakatan. Jika tdk ada kesepakatan, kami akan tempuh jalan berbeda," tulis Andi Arief. [rmol]