Oleh: Mochammad Sa'dun Masyhur*
Setidaknya ada 8 alasan, mengapa Jokowi akan kalah dalam pertarungan Pilpres 2019.
1. Penetapan ketua MUI Ma'ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden merupakan bentuk politik identitas, dengan menyeret tokoh Islam ke ranah politik kekuasaan. Hal ini secara langsung menimbulkan kekecewaan para pengikut Jokowi yang sejak awal menolak dan memisahkan agama dengan politik.
Langkah blunder ini, juga akan memunculkan kekhawatiran bagi golongan agama lainnya. Sementara jika harapannya tertuju pada masyarakat Islam yang selama ini kecewa, seharusnya ia mengambil tokoh Islam modernis. Jokowi salah, karena menarik tokoh Islam tradisional yang selama ini sudah menjadi pendukung setianya.
2. Sebagai kyai sepuh, keberadaan KH Ma'ruf Amin sesungguhnya hanya sebagai simbul. Kalau Wapres Jusuf Kalla dengan segudang prestasi saja selama ini hanya diposisikan sebagai ban serep, sudah dapat diduga KH Ma'ruf akan diposisikan sebagai ban bekas, lebih banyak ditinggal di pinggir garasi, atau paling jauh disulap sebagai pot bunga penghias beranda Istana.
3. Munculnya Ma'ruf Amin sebagai wapres juga hanya dianggap sebagai cara untuk memuluskan Puan sebagai Wapres, di kemudian hari. Setidaknya sebagai langkah untuk mengamankan dan menjamin bahwa wapres tidak berbahaya bagi politik PDIP di masa depan.
4. Selama ini pasangan Jokowi-JK, dianggap sangat minim prestasi. Terlebih Jokowi masih menanggung janji-janji yang selama ini sama sekali tidak terbukti. Komposisi Jokowi-Ma'ruf Amin diyakini tidak akan mampu membawa perubahan kinerja yang lebih baik.
5. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, bertolak belakang dengan tantangan perubahan global yang sangat berat. Semestinya pasangan Capres/Cawapres 2019, memunculkan figur dengan kemampuan teknis dan manajerial, yang dapat diterima kalangan profesional.
6. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin sangat jauh dari diharapan generasi melenial, sebagai pemilih terbesar dalam Pilpres 2019. Faktor umur Ma'ruf Amin yang pada Meret 2019 nanti berusia 76 tahun, merupakan titik lemah, berhadapan dengan harapan generasi melenial yang menuntut serba muda, energik, penuh corak baru, kreatif dan inovatif.
7. Komposisi Jokowi-Ma'ruf Amin juga tidak menunjukan keseimbangan kekuatan politik jawa-luar jawa. Sentimen kedaerahan ini diyakini masih tebal bagi masyarakat kita. Ujaran, emang Indonesia hanya Jawa, masih sering terdengar di kalangan masyarakat luas. Demikian juga tidak mencerminkan kekuatan sipil militer sebagai cermin jaminan keamanan.
8. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin juga bukan representasi kekuatan partai politik, secara kelembagaan. Dikhawatirkan partai-partai pendukung, seperti biasanya setelah penetapan calon, hanya menjadi pasukan sorak, tidak akan bekerja secara optimal. Terlebih dengan jumlah partai pendukung yang tergolong banyak, sangat rentan terjadi konflik kepentingan, yang memicu perpecahan.
Walhasil, Jokowi akan kalah dalam pilpres 2019. [tsc]
*Partisan #2019GantiPresiden