
GELORA.CO - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, mengunggah sebuah video berisi pernyataannya terkait pengadangan tokoh penggerak deklarasi #2019GantiPresiden, Neno Warisman di Pekanbaru, Riau.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diungkapkannya pada laman Twitter @fadlizon, dengan mengunggah sebuah video, pada Sabtu (25/8/2018).
Dalam video tersebut, Fadli Zon menjelaskan, dirinya baru saja mendapatkan telpon dari Neno Warisma karena mendapatkan pengadangan dari sejumlah kelompok masyarakat di Riau saat ingin mendeklarasikan gerakan #2019GantiPresiden.
"Saya baru saja mendapat telpon dari mbak Neno Warisman dan kawan-kawan. Mereka bermaksud untuk mendeklagariskan #2019GantiPresiden di Riau. Setelah mendarat di bandara di Riau, kemudian tiba-tiba ada yang mengadang," kata Fadli Zon.
Menurutnya, upaya tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap hak asasi manusia untuk bernegara.
Ia menilai hal tersebut merupakan wujud dari larangan atas kebebasan berpendapat di mana hak untuk berpendapat sebenarnya telah tertuang dalam UUD 45.
"Upaya-upaya seperti ini jelas merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, terhadap hak-hak warga negara yang diatur di dalam Konstitusi. Tidak boleh ada pihak manapun yang melarang kebebasan berpendapat, mengeluarkan pikiran baik lisan maupun tulisan. Ini adalah hak-hak yang dijamin oleh Undang Undang Dasar kita," ucapnya.
Ia mengklaim, KPU dan Bawaslu telah menyatakan bahwa #2019GantiPresiden bukan merupakan kampanye.
"Karena itu kami mengimbau kepada aparat dan juga masyarakat untuk memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada siapapun dari kelompok masyarakat untuk menyampaikan pendapat. Jangan lagi kita tarik mundur demokrasi kita, jangan lagi ada diskriminasi, dan jangan pula ada upaya-upaya yang berusaha untuk berpihak pada pihak tertentu dari aparat keamanan kita," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Tokoh penggerak deklarasi #2019GantiPresiden Neno Warisman, diadang ratusan massa di depan gerbang arah keluar Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau, Sabtu (25/8/2018) sore.
Massa yang melakukan penghadangan tersebut adalah orang-orang yang menolak deklarasi #2019GantiPresiden yang akan dilakukan di Pekanbaru, Minggu (26/8/2018).
Dilansir TribunWow.com dari TribunPekanbaru.com, Neno Warisman berada di dalam sebuah mobil berwarna putih saat tertahan di depan gerbang arah keluar bandara.
Pintu gerbang terpaksa ditutup dan dijaga ketat oleh ratusan personel TNI dan polri.
Di sisi luar gerbang, massa yang menolak kehadiran Neno Warisman berkumpul sambil membawa spanduk.
Mereka bahkan membakar ban bekas di tengah jalan.
Beberapa di antaranya juga ada yang mecoba melempari mobil yang ditumpangi Neno dengan botol air mineral.
"Pulangkan dia, pulangkan dia," teriak beberapa orang dari massa.
Melansir Kompas.com, Neno Warisman tiba di Bandara SSK II Pekanbaru sekitar pukul 15.10 WIB.
Setibanya di ruang kedatangan, pihak kepolisian langsung menggiring Neno Warisman.
Nampak wajah Neno ditutupi dengan masker.
Pihak kepolisian juga terlihat mengajak Neno Warisman berdiskusi.
Tak lama kemudian, Neno Warisman masuk ke mobilnya yang berwarna putih.
Hingga saat ini, mobil yang ditumpangi Neno Warisman masih tertahan di gerbang Bandara SSK II Pekanbaru, sedangkan massa terus berusaha menutup jalan.
"Jangan kasih jalan. Pulangkan Neno Warisman. Pekanbaru damai," teriak para massa.[tribun]