GELORA.CO - Pemerintah khawatirkan popularitas dan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi) dapat terpengaruh, jika tetapkan gempa Lombok jadi bencana nasional.
Demikian disampaikan pengamat sosial, Shohibul Ansor Siregar, seperti dilansir Kantor Berita RMOLSumut, Selasa (21/8).
"Saya kira ini terkait dengan perhatian pemerintah yang sedapat mungkin membuat kesan apa pun yang dapat merugikan popularitas dan elektabilitas Joko Widodo yang akan maju dalam Pilpres 2019," sergahnya.
Shohibul juga berpendapat bahwa Jokowi diduga masih percaya dengan bahasa alam, khususnya dengan ada tandanya bencana.
"Jangan lupa, penduduk Indonesia, khususnya dari Jawa, mayoritas masih percaya bahasa alam erat kaitannya dengan politik," tukasnya.
Dampak gempa Lombok dan sekitarnya sejak gempa pertama 6,4 SR pada 29/7/2018 yang kemudian disusul gempa 7 SR (5/8), 6,5 SR (19/8) dan 6,9 SR (19/8) menyebabkan 506 orang meninggal dunia, 431.416 orang mengungsi, 74.361 unit rumah rusak dan kerusakan lainnya. Diperkirakan kerusakan dan kerugian mencapai Rp 7,7 triliun. [rmol]