GELORA.CO - Bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno jelaskan alasannya memilih mundur dari jabatannya sebagai wakil gubernur DKI Jakarta meskipun peraturan yang berlaku memperbolehkan Sandiaga untuk cuti selama masa kampanyenya di Pilpres 2019.
Dilansir TribunWow.com dari acara Indonesia Lawyers Club (ILC)yang disiarkan TV One, Selasa (14/8/2018), Sandiaga mengatakan dirinya merasa tidak adil kepada warga Jakarta jika tidak mundur.
"Saya bilang sangat tidak fair bagi DKI Jakarta jika saya tidak mundur, tugasnya sangat berat di DKI, mau menghadapi Asian Games, banyak sekali PR di DKI," kata Sandiaga Uno.
Sandi juga menjelaskan tidak ingin membebani DKI Jakarta dan membuat DKI menjadi terpolitisasi karena posisinya sebagai calon wakil presiden.
"Saya tidak ingin DKI itu terbebani dan terpolitisasi oleh posisi saya sebagai calon wakil Presiden. Jadi saya putuskan cepat sekali saat itu, malam itu saya bilang saya harus mundur," ungkapnya lagi.
Sandiaga mengakui, dirinya tidak ingin setenagh-setengah ketika diamanahi untuk menjadi cawapres yang mendampingi Prabowo Subianto.
Untuk itu, dirinya melepaskan jabatannya sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.
"Saya tidak ingin setengah-setengah. Saya sampaikan kalau memang ini amanah di berikan kepada saya, saya tidak mau, walaupun malam itu diberi tahu opsi boleh cuti," jelasnya.
Dikutip dari Kompas.com, bukan hanya melepas jabatannya sebagai wagub,Sandiaga juga diminta Prabowo untuk mundur sebagai kader Gerindra agar bisa diterima oleh dua parpol koalisi lain yaitu PAN dan PKS.
Jika Sandiaga tidak keluar dari Gerindra, maka capres-cawapres tersebut keduanya berasal Gerindra.
"Beliau harus diterima partai-partai lain. Saya meminta beliau mundur dari Gerindra. Padahal beliau sudah meniti karier di Gerindra cukup lama. Sekarang Wakil Ketua Dewan Pembina," ujar Prabowo.[tribun]