GELORA.CO - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengungkap sejumlah agenda yang akan dibahas dalam pertemuan antara pimpinan partai koalisi dengan Presiden Joko Widodo malam nanti, Rabu (8/8).
Menurut ketum partai berlambang kabah yang beken disapa dengan panggilan Rommy, pertemuan tersebut salah satunya melakukan finalisasi terkait koalisi pengusung Presiden Ketujuh RI tersebut di Pilpres 2019. Saat ini, komposisinya terdiri dri 6 partai parlemen dan 3 non parlemen.
"Apa yang ingin dipastikan? Pertama formasi koalisi. Setelah pertemuan 23 Juli apakah koalisi ini masih akan bertambah lagi dengan parpol berikutnya atau tidak," kata Rommy, di sela-sela acara Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indoensia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018, di Bogor, Rabu (8/8).
Soal partai mana yang kemungkinan akan bergabung, Rommy menyinggung pertemuan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Jokowi di Istana Merdeka, Selasa (7/8) sore. Hanya saja politikus Senayan ini mengisyaratkan tidak mudah bagi partai yang didirikan Amien Rais merapat. Sebab, keputusannya bukan di tangan suami Iriana.
"Tentu kita lihat kemarin PAN, ketumnya bertemu dengan Presiden. Tentu kalau kemudian ada tambahan seperti yang juga pernah kami sampaikan, kewenangan penambahan parpol itu bukan di tangan Pak Jokowi, tapi di tangan para ketum parpol enam yang sudah bergabung. Sehingga itulah yang akan kami pastikan pertemuan yang insyaallah akan digelar malam nanti," tutur dia.
Selain itu, mereka juga akan membahas kapan Jokowi akan mengumumkan kepada publik tentang figur bakal calon wakil presiden yang akan mendampinginya di Pilpres mendatang.
"Tetapi sejauh ini berdasarkan pembicaraan saya terakhir dengan Pak Presiden, tadi dan juga kemarin. Kami baru akan mendaftar pada 10 (Agustus) seperti yang sudah berkali-kali saya sampaikan," sebut Rommy.
Terkait pertimbangan apa lagi yang akan dibicarakan koalisi pendukung Jokowi soal penambahan anggota koalisi. Toh, itu akan memperkuat basis dukungan untuk mantan wali kota Surakarta, Rommy menyebut pertimbangannya bukan di mereka.
"Yang mempertimbangkan tentu partai tersebut. Sampai sekarang masih galau. Barangkali karena narasi-narasi yang dibangun selama ini narasi oposisi oleh seluruh pimpinan partainya. Kemudian, agak sulit ngeremnya karena gasnya terlalu kencang. Jadi ngeremnya harus turun gigi," sindir Rommy. [jpnn]