GELORA.CO - Pidato Presiden Joko Widodo dihadapan para relawannya yang membahas soal ajakan "berantem" menuai polemik. Pro kontra pun terjadi. Pidato yang dinilai kontroversial itu, dilaporkan oleh lembaga Indonesia Court Monitoring (ICM) Ke empat intansi sekaligus.
Keempat instansi itu, mulai dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawan Pemilu (Bawaslu), Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Laporan yang dilakukan ICM, ternyata memancing para relawan yang mendukung Presiden Jokowi angkat bicara. Relawan Jokowi tersebut balik melaporkan ICM.
Adalah Advokat Bela Jokowi yang melaporkan ICM. Dikoordinir oleh Ade Sandrawati Purba dan beberapa elemen lainnya, para pengacara yang membela Jokowi dan Advokat Bela Jokowi berencana melakukan aksi balasan dengan melaporkan kembali pihak ICM kepada pihak kepolisian karena dinilai menyebarkan ujaran kebencian dan hoaks.
"Rencananya besok kita ke Polda Sumut untuk membuat laporan," kata Pengacara Bela Jokowi (Prabejo), Iskandar Simatupang, di Kota Medan, Selasa (7/8) petang.
Senada, Koordinator Tim Pembela Jokowi Sumut, Panca Sarjana menduga pidato Jokowi dipelintir oleh berbagai pihak. Dia juga menduga, ada rencana memecah belah bangsa lewat pelintiran pidato Jokowi.
"Kami melihat bahwa, banyak oknum yang melintir pidato Pak Jokowi kemarin. Sehingga, isi pidato tersebut, seoalah-olah Jokowi ingin mengajak masyarakat untuk 'berantem'," sebut Panca.
Selain melaporkan kembali, tim Prabejo dan juga akan mengawal laporan ICM ke Jokowi di empat lembaga itu. Sebab menurut Panca, tidak ada sedikit pun unsur pidana di dalam pidato yang disampaikan Jokowi di Sentul Bogor kemarin.
"Mari kita sama-sama menjaga persatuan dan kesatuan dalam menggunakan hak demokrasi yang kita miliki tanpa mencederai rasa kebersamaan kita semua," tegasnya.
Lebih jauh lagi, Iskandar mengatakan kalau langkah ICM hanyalah bentuk ketakutan dan antipati terhadap sosok Jokowi. "Untuk statement yang di komentari ICM yang mengatakan pidato Jokowi mengada-ada. Ini sebenarnya hanya sebatas ketakutan dari mereka yang anti terhadap Jokowi. Untuk itu, keberadaan kami disini adalah untuk membela beliau (Jokowi)," ujarnya.
Sebelumnya, pidato Jokowi dalam memimpin Rapat Umum Relawan Jokowi di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8) viral di media sosial. Semula, Jokowi ingin para relawan untuk bersatu dan kerja keras.
Namun, pada pidato yang diadakan tertutup awak media, Jokowi kemudian mengungkapkan pernyataan yang dinilai provokatif. "Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani," katanya.
"Tapi jangan ngajak lho. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," pungkasnya. [jpc]