GELORA.CO - Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno terus melakukan strategi politik untuk memenangkan Pilpres 2019. Pasangan tersebut pada Rabu (15/8) malam telah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) untuk melakukan silaturahmi.
Pengamat politik dari Universitas Mercu Buana, Maksimus Ramses menilai sikap JK dalam Pilpres 2019 untuk saat ini belum tegas untuk mendukung salah satu pasangan calon, meski telah didapuk sebagai Ketua Tim Penasehat Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
Kalau kita lihat pergerakan JK selama ini tidak pernah kelihatan dia samar-samar, dia seperti abu-abu. Itu hanya perlu analisis tinggi bahwa mendukung salah satu kelompok," kata Ramses kepada JawaPos.com, Jumat (17/8).
Menurut Ramses, saat ini politikus senior Golkar itu belum secara terang-terangan mendukung Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandiaga.
Kendati demikian, Ramses menyebut pergerakan JK dapat diketahui dari cara komunikasi verbal dan non verbal. Ramses pun mencontohkan saat Pilkada DKI Jakarta, JK disebut mendukung Anies Baswedan.
"Apalagi tim prabowo-sandi sudah bertemu dengan JK, malah JK biasanya berseberangan dengan Jokowi mendukung calon lain," paparnya.
Sebelumnya, Prabowo mengaku mendatangi Wapres JK untuk bersilahturahmi sebagai sahabat, meski keduanya pernah bersaing dalam dua Pilpres, yaitu pada 2009 dan 2014.
"Sesuai adat istiadat, yang muda datang ke senior untuk sowan. Kita tetap ingin melaksanakan demokrasi yang dewasa, baik, dan santun," ujar Prabowo di kediaman JK, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (15/8) malam.
Rencananya, Prabowo juga ingin bertemu Presiden Jokowi yang dalam Pilpres 2019 akan menjadi rivalnya.
Sementara itu, JK menyatakan sebagai Wakil Presiden dirinya tidak akan berpihak. "Kita bicara pemilu yang baik, jujur, adil dan demokratis. Saya sebagai Wapres tidak bisa berpihak," tegas JK. [jpc]