GELORA.CO - Pengadilan Tinggi Negeri Pennsylvania mengungkapkan tindakan pelecehan seksual secara massif di gereja Katolik. Lebih dari 300 pendeta diduga melakukan pelecehan seksual kepada anak.
Hasil investigas mencatat lebih dari 1.000 anak menjadi korban pelecehan oleh pendeta di enam keuskupan atau Gereja Katolik di negara bagia Pennsylvania selama 70 tahun terakhir.
Pejabat pemerintahan mengatakan, penyidik menemukan cara menutupi yang sistematis oleh gereja-gereja seperti upaya menghalangi penyelidikan oleh para pejabat senior di gereja.
Sehingga sebagian besar kasus sudah terlalu lama untuk dituntut. Namun, dewan penyidik memperingatkan kemungkinan akan ada lebih banyak kasus jika penyelidikan berlanjut.
Laporan tersebut didasarkan pada penyelidikan terbaru dari kasus dugaan pelecehan seks oleh para pendeta Katolik di seluruh dunia. Selama 18 bulan penyelidikan, lebih dari 1.000 korban yang diidentifikasikan merupakan anak-anak.
"Kami percaya bahwa jumlah sebenarnya belum terungkap, mungkin karena hilang catatannya atau orang tua bahkan sang anak takut untuk membicarakannya," ujar Dewan Juri dalam laporan yang dirilis dikutip dari laman BBC News, Rabu (15/8).
Dalam dokumen rilis tersebut mencatat anak lak-laki, anak perempuan hingga remaja mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh pendeta. "Mereka dilecehkan oleh para pemimpin gereja yang lebih memilih melindungi para pelaku (pendeta) dan institusi (gereja) mereka di atas segalanya," kata laporan itu.
Jaksa Agung Negara Bagian Josh Shapiro menyanyangkan terungkapnya kasus ini. Ia berusaha agar menghapus tindakan tidak pantas bagi seorang pendeta. "Para pejabat Gereja termasuk pendeta rutin dan sengaja melakukan tindakan kekerasan seksual kepada anak yang ke gereja, itu bukan hal yang biasa. Itu pelecehan termasuk perkosaan," ujar Shapiro.
Juri Agung Pennsylvania mengaku telah menyidang beberapa pendeta pada 2016. Ia mewawancarai puluhan saksi dan memeriksa lebih dari 500 ribu halaman dokumen internal dari setiap keuskupan di negara bagian itu kecuali Philadelphia dan Altoona-Johnstown, yang telah diselidiki.
"Banyak korban mengaku mereka dibius atau dimanipulasi. Beberapa orang ingat dipukuli oleh anggota keluarga yang tidak mempercayai cerita mereka," kata laporan tersebut.
Diketahui, Pennsylania merupakan negara bagian yang mencakup lebih dari tiga juta penduduk Katolik. Laporan media Amerika Serikat (AS) negara bagian itu memiliki penyidik khusus tertinggi terhadap pelecehan seksual anak di Gereja.
Bulan lalu, mantan Uskup Agung Washington DC Kardinal Theodore McCarrick mengundurkan diri di tengah tuduhan yang dilayangkan melakukan pelecehan terhadap anak dan dewasa selama beberapa dekade. Kardinal Wuerl menggantikan Kardinal McCarrick sebagai uskup agung Washington setelah Kardinal Wuelr pensiun pada 2006.
Awal tahun ini, Paus Francis meminta maaf kepada korban Chili atas "kesalahan serius" yang dia buat dalam menangani kasus dugaan kekerasan terhadap anak. [rol]