GELORA.CO - Pengamat Politik dari Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Sonny Sudiar menilai, di Kaltim pertarungan pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin vs Prabowo – Sandiaga di Pilpres 2019 bakal sengit. Selisih suara antara dua kandidat diprediksi berakhir beda tipis.
Namun, kans Prabowo - Sandi untuk menang jauh lebih besar. Didukung koalisi solid sejak Pilkada Serentak 2018, dan di belakangnya ada dukungan dari Habib Rizieq Shihab dengan banyak ormas yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.
Pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unmul itu mengatakan, kendati Ma’ruf Amin merupakan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), namun bukan berarti serta-merta mendapat mayoritas dukungan dari umat Islam.
Di Indonesia, ada dua organisasi masyarakat (ormas) Islam besar, yakni NU dan Muhammadiyah. Kendati NU bisa dirangkul, tapi ada Muhammadiyah yang kemungkinan besar merapat ke Prabowo. Diikuti lebih 500 ormas Islam lain di bawah komando imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Prabowo - Sandi dalam hitungannya unggul dalam dukungan ormas Islam, solidaritas parpol, dan gelombang gerakan sosial, baik 212 maupun gerakan 2019 Ganti Presiden.
“Di Kaltim gerakan 2019 Ganti Presiden itu terasa. Dan sudah digaungkan di mana-mana,” katanya, seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).
Selain itu, meski mendapat dukungan dari mayoritas parpol, koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin tidaklah kukuh. Itu jika melihat rekam jejak Golkar dalam panggung politik selama ini. Ada potensi berpindah dukungan di tengah tingginya intervensi Megawati terhadap Jokowi.
“Yang pasti Pilpres 2019 akan berlangsung seru, partisipasi masyarakat akan bertambah, ya setidaknya bisa mencapai 65 persen,” pungkasnya. [jpnn]