GELORA.CO - Partai Bulan Bintang (PBB) sangat kesal dengan "koalisi keumatan" yang digalang Partai Gerindra, PKS, PAN dan Partai Demokrat.
PBB mengaku tidak diajak bicara saat penentuan capres-cawapres, padahal mereka sudah menyatakan dukungan ke Prabowo Subianto menjadi capres. PBB juga dongkol karena koalisi itu mengabaikan hasil ijtima ulama yang menawarkan dua nama untuk menjadi cawapres Prabowo.
Saking kesalnya, PBB mengingat-ingat lagi bagaimana tak satupun partai dari koalisi keumatan itu yang mau membantu ketika PBB berjuang menuntut pengakuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai partai peserta Pemilu 2019.
“Malah partai nasionalis seperti PDIP dan Hanura yang justru empati terhadap kami waktu berjuang di KPU. Mana partai yang katanya koalisi keumatan itu?" ungkap Ketua Bidang Pemenangan Presiden DPP PBB, Sukmo Harsono, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (20/8).
Menurut Sukmo, PBB merupakan aset bangsa yang berdiri sejak tahun 1999. PBB adalah partai penerus Masyumi yang selalu konsisten memperjuangkan kepentingan umat Islam.
"Tapi kok malah PDIP dan Hanura yang punya kepedulian (kepada PBB)? Mana koalisi keumatan? Tidak satupun yang empati," jelas Sukmo.
Meski begitu, bukan berarti PBB akan serta-merta akan mendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres tahun mendatang.
"Saya tidak bilang kami akan mendukung Jokowi. Itu nanti akan diputuskan oleh Majelis Syuro. Saya hanya katakan PDIP dan Hanura memahami PBB merupakan aset bangsa," kata Sukmo. [rmol]