GELORA.CO - Pakar Media, Ismail Fahmi menampilkan data adanya buzzer dalam bentuk robot untuk memengaruhi isu politik, menyusul pendaftaran pasangan capres-cawapres untuk pilpres 2019 mendatang.
"Kita lihat ada robot buzzer yang main. Ada di kedua kubu. Mereka terpisah dari jamaah masing-masing. Ngerumpi sendiri. Mudah ketahuan kalau kita pakai SNA DE." terang Ismail melalui akun fesbuknya pada Selasa (14/8/18) siang.
Ismail menyoroti peran robot buzzer yang terpisah dari peta percakapan di media sosial. Pasalnya, robot buzzer ini dibuat untuk memengaruhi publik, bukan asyik sendiri.
"Bagi robot-robot yang dipesan untuk menaikkan tagar secara artifisial dan tidak ada engaagement dengan real user, monggo saja." lanjutnya.
Dalam peta percakapan yang ditampilkan Ismail melalui alat canggih yang disebut drone emprit, para robot buzzer memang terpisah dari percakapan utama.
Bernada mengkritik, Ismail menyarankan agar robot-robot buzzer itu dibuat lebih canggih. Supaya tidak memalukan.
"So, saran saya perlu dibuat yang lebih canggih dan natural robotnya. Biar tidak ketahuan. Kan malu." pungkas Ismail. [tarbawia]