Oleh: Asyari Usman*
Sekitar tengah malam tadi, akun FB saya dilumpuhkan. Mungkin saya terlalu ge-er untuk mengatakan bahwa ini adalah perbuatan panik kubu lawan Prabowo Subianto (PS). Sebetulnya, status-status yang saya tulis biasa-biasa saja. Tak ‘kan berdampak terhadap program-program penghancuran Indonesia yang sedang dilaksanakan oleh para penguasa bejat di negeri ini.
Tidaklah mungkin tulisan saya bisa mempengaruhi alam pikiran orang-orang yang sejak lama telah berada sekolam dengan para penguasa durjana. Tetapi, itulah pertanda kepanikan. Mereka sekarang kalang kabut menghadapi gerakan rakyat yang berjalan rapi dan terarah.
Yaitu, gerakan yang rapi untuk mengantarkan Prabowo Subianto (PS) ke kursi presiden lewat pilpres 2019. Gerakan yang terarah guna memberikan mandat kepada PS untuk memulihkan kedaulatan rakyat dan negara yang praktis telah berpindah ke tangan asing dengan sokongan para penguasa dan pengusaha lokal.
Mereka betul-betul panik! Sampai-sampai memilih pendamping pun penuh dengan keraguan. Yang ini atau yang itu. Kalau si Fulan kayaknya tak mendongkrak. Kalau si Anu, takutnya tak seimbang dengan kubu lawan.
Ini membuktikan bahwa penguasa boneka kehabisan akal. Topeng penipuan sudah tersingkap. Taktik masuk gorong-gorong atau pasar becek dengan menbawa kamera televisi teman sekubu, tak mempan lagi. Tidak ada lagi yang bisa dijual kepada rakyat.
Rakyat dari ujung ke ujung sudah tahu komplit langkah-langkah ceroboh yang membuat bangsa ini tak dihormati. Rakyat sudah melek walau nyaris terlambat. Rakyat paham keruntuhan kedaulatan yang bakal mengancam masa depan anak-cucu.
Argumen-argumen penguasa tidak lagi diterima. Seluruh pelosok negeri meneriakkan agar kedaulatan dipulihkan. Agar kekuasaan nasional diambil dari orang yang paling parah rekam jejak kepemimpinannya. Teriakan itu semakin keras dan lantang.
Inilah yang membuat mereka panik. Karena akan sangat memalukan kalau tak jadi berlanjut. Tak hanya memalukan tetapi juga menakutkan bagi para pencuri dan perampok kekayaan rakyat. Selama hari ini mereka bisa berbuat sesuka hati karena dilindungi dan ditolong oleh para penguasa. Kalau nanti Prabowo yang berkuasa, mereka akan lari berhamburan.
Mereka panik! Apa saja akan dilakukan asalkan bisa melanjutkan kekuasaan. Semuanya mereka persiapkan. Termasuk keinginan untuk memenangkan pertarungan di dunia maya. Tidak boleh ada tulisan lawan yang viral. Berbahaya. Sebab itu, dilakukanlah operasi untuk menguasai dunia maya.
Akun-akun lawan harus dibungkam sebanyak mungkin. Dengan segala cara. Di-hacking atau dilaporkan dengan cara “buzzering”.
Jadilah akun FB saya dilenyapkan dari peredaran secara tidak fair. Dengan permainan kotor. Dirty tricks.
Di lain pihak, kubu Pak PS bisa agak lega meskipun tak boleh lengah. Kubu oposisi yakin sekali bahwa ketika kebenaran datang, kebatilan akan hancur. Ketika rakyat bangkit, semuanya akan menggelupur.
Namun rakyat sadar sepenuhnya bahwa para penguasa akan melakukan apa saja demi mempertahankan kekuasaan. Ini yang tidak akan dibiarkan oleh rakyat di seluruh pelosok negeri. Rakyat akan memastikan penyerahan kekuasaan kepada Prabowo lewat pemilu 2019.
Rakyat akan ikut menjadi relawan pengawal suara Pak PS. Semua TPS akan dijaga ketat oleh relawan sejati. Bukan relawan yang berbiaya tinggi. [swa]
*Penulis adalah wartawan senior