GELORA.CO - Mahfud MD membuka kronologis dirinya tersingkir dari pencalonan menjadi cawapres untuk Joko Widodo di hari H.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan, sejak sepekan sebelumnya sudah ada konfirmasi dari Istana bahwa ia akan diumumkan Jokowi sebagai cawapres.
Ia diminta oleh koordinator staf khusus presiden, Teten Masduki, untuk menyiapkan semua syarat yang diperlukan. Pertemuannya dengan Teten berlangsung hampir tengah malah di kompleks Widya Chandra, Jakarta. Di sisi lain, Teten meminta Mahfud untuk berkomunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Saya kan bukan calon dari PKB, kenapa saya harus konsultasi dengan PKB? Saya temui orang-orang yang berpengaruh pada Cak Imin (Ketua Umum PKB). Ada beberapa orang,” ungkap Mahfud dalam acara Indonesia Lawyers Club yang disiarkan live TV One, sesaat lalu.
Seminggu kemudian (Rabu malam 8 Agutus 2018), lanjut Mahfud, ia diundang bertemu lagi oleh Sekretaris Negara, Pratikno. Ada juga Teten dan asisten Pratikno. Ia dikasih tahu bahwa besok harinya (Kamis, 9/8) cawapres Jokowi akan diputuskan. Lingkaran Jokowi sudah menyiapkan hal-hal detailnya.
"Kamis pagi saya ditelepon Pramono Anung. Minta CV untuk deklarasi, nama harus persis dengan CV resmi. Saya ditelepon ajudan presiden untuk ukur baju. Bapak bawa saja baju yang bapak senangi, kami bikin modelnya sama dengan Pak Jokowi,” kata Mahfud menirukan sang ajudan.
Pada Kamis itu, sekitar jam 1 siang, ia berkomunikasi dengan Teten. Orang dekat Jokowi itu memberi tahu bahwa cawaprs akan diumumkan jam 4 sore di Restoran Plataran, Menteng, Jakarta Pusat. Semua detail sudah dibahas sampai posisi duduknya. Tiba-tiba, semua rencana berubah.
"Seperti semua dengar , yang dipilih KH Ma’ruf Amin. Saya menerima itu sebagai realitas politik. Sebelumnya Pak Pratikno katakan sepertinya ada perubahan, coba kembali ke posisi semula dulu,” terang Mahfud.
Mahfud mengklaim tidak kecewa, tetapi kaget. Dalam politik hal itu biasa. Menurutnya, kepentingan bangsa jauh lebih pentjng ketimbang nama Mahfud dan Ma’ruf.
Ia pun bertemu dengan Jokowi setelah semua kejadian itu. Dari Jokowi sendiri ia tahu bahwa para pimpinan parpol datang menghadap pada H-1 pengumuman cawapres membawa calon masing-masing. Jokowi tidak berdaya.
“Saya bilang Bapak (Jokowi) enggak salah. Kepentingan bangsa harus berjalan,” ungkapnya membuka omongan ke Jokowi. [rmol]