GELORA.CO - Pengacara Hotman Paris Hutapea menceritakan pengalaman dirinya ketika menjadi pengacara di tahun 1998.
Pengalaman itu diceritakan Hotman melalui cuplikan tayangan Hotman Paris Show, Selasa (14/8/2018).
Mulanya, Hotman ditanya pengalaman yang paling berkesannya ketika menjadi pengacara.
Hotman pun menjawab jika pengalaman paling berkesannya ketika id menjadi pengacara bagi anak Soeharto, Bambang Trihatmodjo.
"Waktu dulu pas Soeharto mau jatuh, waktu krisis politik '98 saya pengacaranya Bambang Trihatmodjo anaknya Soeharto," ujar Hotman.
Ia menambahkan kasus yang ia pegang saat itu adalah krisi ekonomi penutupan sejumlah bank.
Dari penanganan kasus itu, Hotman mengatakan dirinya bisa dekat dengan anak seorang presiden waktu itu.
"Waktu itu bank ada 16 bank ditutup IMF saya waktu itu dua minggu setiap hari ketemu dengan Bambang di gedung MNC itu sangat berkesan, itu kebanggaan, seorang putra daerah jadi penasehat anak presiden, makan satu meja," tambah Hotman Paris.
Hotman juga menceritakan kebiasaan Soeharto yang selalu ingin tahu dasar hukum yang dikemukakan Hotman sehingga setiap hari ia harus membawa buku untuk dibuka.
"Kadang-kadang Pak Harto minta buku dasarnya apa dibuka gitu, betapa bangganya aku seorang putra daerah jadi penasehat anak raja," tambah pengacara kondang ini.
Lihat videonya:
Sementara itu, diberitakan sebelumnya dari Tribun Jakarta,penyiar radio sekaligus aktor Gofar Hilman membuka rahasia Hotman Paris Hutapea di bidang hukum dan pengacara.
Sesi 'buka-bukaan' itu ditayangkan di kanal YouTube Gofar Hilmandengan judul Bongkar Bang Hotman Paris, Rabu (1/8/2018) diselenggarakan di salah satu kantor layanan hukum Hotman Paris.
Pada wawancara itulah akhirnya terungkap bahwa seorang Hotman Paris mengakui punya lawan berat di dunia pengacara.
Hotman Paris mengatakan kerap berhadapan dengan pengacara tersebut jika mengatasi perkara bisnis dari konglomerat moncer Indonesia.
"Ada satu orang Indonesia Tionghoa. Kalau ada perkara bisnis, orang pengusaha sudah tahu, kalau dia dipakai, harus cari Hotman lawannya," ujar Hotman Paris.
Tak main-main, ia tunjukkan berkas-berkas perkara dengan si lawan beratnya itu.
"Dan itulah berkas, itu satu perkara (kalau) lawan dia. Itu banyak banget," kata Hotman Paris sambil menunjuk kardus mi instan di seberangnya.
Kardus berisi berkas perkara yang tengah dijalani Hotman Paris Hutapea, Rabu (1/8/2018) |
Ia mengatakan berkas tersebut berisi perkara bisnis konglomerat di Indonesia.
"You kalau tahu isinya, nanti kau akan terkejut karena itu adalah kardus perkara orang paling konglo di Indonesia," ujar pria berusia 58 tahun ini.
"Dia mewakili orang paling konglo, aku mewakili konglo lain," sambungnya.
"Berarti sering ketemu nih bang sama orang ini?" tanya sang pemandu acara, Gofar Hilman.
Hotman Paris menjawab bukan sering ketemu lagi, ia bahkan mengaku akan berhadapan seumur hidup dengan pengacara tersebut.
"Bukan sering ketemu lagi, kayanya seumur hidup, ha-ha-ha," katanya tertawa, sambil disambut tawa Gofar Hilman juga.
Ia menerangkan seumur hidup itu karena waktu penyelesaian satu perkara yang cukup lama.
Belum lagi jika ia menerima perkara baru dari konglomerat lainnya.
"Karena satu perkara kan tiga tahun enggak selesai. Terus (satu) bulan lagi, ada lagi yang baru. Ini baru dapat, lawan dia lagi. Perkara soal pabrik gula," ujar pria kelahiran Medan ini.
Hotman Paris menunjukkan PK (Peninjauan Kembali) dari lawan pengacaranya itu dengan jumlah ratusan lembar.
"Untuk ratusan halaman ini gue harus baca dan ciptakan dokumen yang mungkin lebih tebal dari sini lagi," ujarnya sambil memegang tumpukan kertas tersebut.
"Jadi saya selalu bilang, advokat itu adalah profesi yang kerja selama 24 jam," sambungnya.
Sang pemandu acara menanyakan nama lawan yang dianggapnya berat itu.
Namun Hotman Paris enggan menyebutkan.
"Ya enggak enak nyebut namalah. Berawal dari (huruf) L," jawab Hotman Paris.
Ia mengaku lawannya itu lihai dalam melobi.
"Termasuk (lawan) berat, mungkin dari segi kualitas lebih jago gue. Cuma dia tipikal orang Tionghoa yang jago lobi. Yang jago ke sana-sini," jelas Hotman Paris.
"Dan kadang-kadang kan di Indonesia ini orang lebih terima kalau orang Tionghoa yang datang melobi. Kalau penduduk asli kayak gue gini, katanya mulutnya tuh suka nyinyir gitu loh. Suka 'nyanyi', suka bocorin rahasia," sambung Hotman Paris sambil tertawa.[tribun]