GELORA.CO - Calon Legislatif PDIP, Kapitra Ampera, terlibat adu pendapat dengan Wakil Sekretaris Jendral Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Daulay.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari acara Indonesia Lawyers Club tvOne yang tayang pada Selasa (7/8/2018).
Awalnya, Kapitra Ampera menyoroti hasil Ijtima Ulama.
Menurutnya, ulama digunakan untuk menaikkan elektabiltas partai.
"Sehingga UAS (Ustaz Abdul Somad) yang tidak ngerti apa-apa, yang tidak berfikir masuk dalam kanca, ranah Ijtima Ulama itu dimasukkan menjadi nomor 2 (cawapres).
Artinya apa? prioritas PKS nomor satu, harus diamankan itu.
Karena UAS bidangnya itu, karena persepsi ulama dan politisi berbeda dalam mengelola negara," ungkap Kapitra.
Menurut Kapitra, doktrik ulama dalam mengelola negara adalah keagamaan.
Hal tersebut berbeda dengan politisi.
"Bagaimana mungkin?, dengan partai berbeda, yang jauh sekali referensi-referensi ketatanegaraan.
Jadi ulama itu dipakai, bukan ikhlas mengusulkan ulama untuk menjadi pemimpin republik ini.
Sejarah kita juga tidak ada ulama menjadi kepala negara atau wakil kepala negara, dari zaman Soekarno tidak ada," ungkapnya.
Menanggapi omongan Kapitra, Saleh pun memberikan interupsi.
"Bang Karni harus di interupsi dulu ini karena tadi katanya ulama tidak ada tempat di republik ini untuk menjadi pemimpin.
Salah itu, nanti sesat semua penonton, itu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu siapa?," kata Saleh.
"Saya ingin mengatakan bahwa Ijtima Ulama ini direfleksikan oleh situasi kekinian, oke kita lihat Gus Dur, satu tahun dilengserkan.
Jadi artinya ekstitensi ulama dalam pemimpin berbeda dengan politisi," balas Kapitra.
Saleh pun memotong dengan menyebut sejumlah catatannya.
"Tadi saya rekam loh statementnya, ini saya catat lagi, disebutkan bahwa UAS tidak mengerti apa-apa, kok dibilang UAS tidak mengerti apa-apa? Ini ulama, ulama itu orang yang memiliki pengetahuan," ujar Saleh.
Kapitra pun menjelaskan apabila maksudnya ada perbedaan antara ulama dan politisi.
Keduanya pun semakin sengit dan adu pendapat.
Hingga akhirnya, Aa Gym memotong perdebatan mereka dan meminta mereka untuk sopan dan tidak saling berteriak serta dewasa lantaran menjadi tontonan publik.
"Jangan teriak-teriak, sing sopan, kita ini ditonton oleh masyarakat besar, husstt tenang (menenangkan Kapitra yang masih terus berbicara).
Kita disaksikan oleh jutaan orang, harus punya tanggung jawab memberikan contoh yang baik.
Berbeda pendapat tidak harus teriak-teriak.
Malu, ya, tenang, kita berbicara beda pendapat dengan kejernihan pikir, tidak pakai emosi.
Kasihan orang yang menonton, kurang bermutu, ayo kita dewasa," kata Aa Gym.
Aa Gym menambahkan agar para politisi itu jika berbicara tidak melukai hati orang lain.
"Karena kalau melukai jadi banyak yang tidak nyaman, berpendapat yang santun," imbuh Aa Gym.
Simak selengkapnya dalam video di bawah ini.
[tribun]