GELORA.CO - Partai Gerindra menghormati sikap Ustaz Abdul Somad (UAS) yang tetap memilih jalur dakwah sehingga tidak bersedia menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Kendati begitu Prabowo memuji ceramah Ustaz Abdul Somad yang membangun spirit keagamaan.
"Kami dapat informasi dari Tanjung Pinang bahwa beliau memilih jalur dakwah dan pendidikan karena dianggap sama pentingnya dengan jalur-jalur politik, dan itu kami hormati," kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Selasa (7/8) malam.
Menurut dia, Prabowo sangat menghargai dan menghormati hasil ijtima' ulama. Meskipun secara personal belum mengenal UAS, namun Prabowo mengetahui isu ceramah UAS di media sosial.
Muzani mengatakan, Prabowo menilai UAS sebagai pendakwah yang memberikan semangat keagamaan dan ke-Islaman yang mempersatukan. "Beberapa ceramah yang diunggah di media sosial, Prabowo merasa bahwa ceramah UAS membangunkan semangat spirit keagamaan, keyakinan iman, keimanan, ke-Islaman dan mempersatukan, menggairahkan," ujarnya.
Di sisi lain Muzani menjelaskan Gerindra berusaha mempertemukan Prabowo Subianto dengan UAS namun hal itu belum terwujud karena UAS sibuk dengan jadwal dakwahnya.
Muzani mengatakan, masih membuka peluang agar Prabowo bisa bertemu dengan UAS meskipun pendaftaran pasangan capres-cawapres terakhir tanggal 10 Agustus mendatang. "Sejauh ini Ustadz Abdul Somad kan jadwalnya sangat padat sehingga untuk berjumpa dengan Prabowo sampai sekarang belum terjadi," katanya.
Menjelang 'tahun politik' 2019, sejumlah manuver di tingkat nasional mulai terjadi. Salah satunya berasal dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang mengadakan pertemuan bertajuk “Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional” di Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, hari ini (29/7).
GNPF Ulama akhirnya merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI. Ada dua nama yang disebut mendampingi ketua umum Partai Gerindra itu, yakni Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad Batubara.
Secara terpisah, mubaligh yang lahir di Asahan, Sumatra Utara, tersebut menanggapi rekomendasi ini. Pertama-tama, dia mengapresiasi GNPF Ulama, yang baginya cukup berhasil mengubah citra umat Islam di Indonesia. Kaum Muslimin yang tadinya tampak seperti massa mengambang kini lebih bersatu dengan arahan para alim ulama.
“Selamat, ternyata kerumunan sudah berubah menjadi barisan kekuatan,” kata Ustaz Abdul Somad kepada Republika.co.id melalui pesan WhatsApp, Ahad (29/7) siang.
Namun, peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2017 itu menegaskan tidak bersedia maju dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden RI. Alih-alih mengomentari dirinya, lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) tersebut memuji ketokohan Prabowo Subianto dan Salim Segaf. Menurutnya, pasangan itu menyimbolkan persatuan yang erat dan seimbang dari unsur-unsur identitas kebangsaan Indonesia.
[rol]