GELORA.CO - Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muda bidang Ekonomi Muhammad Kholid mengungkapkan alasan PKS akhirnya memilih legawa atas keputusan Prabowo Subianto yang memilih Sandiaga Uno sebagai cawapres.
Menurut dia sosok Sandiaga merupakan titik temu yang disepakati antara PKS, PAN, dan Partai Demokrat yang juga mencalokan kadernya sebagai cawapres. "Sosok Sandi bisa kita terima karena didukung umat di Pilkada DKI, Sosok Sandi juga bisa direkomendasikan ke konstituen," katanya, Sabtu (11/8).
Ia membantah, PKS bersikap ngotot hingga menit-menit akhir menjelang penutupan pendaftaran capres-cawapres. Menurut Kholid adalah hal wajar jika sebuah partai mengusung kadernya sebagai capres dan cawapres.
"Saya kira sangat wajar parpol mengajukan kandidiat kadernya. Yang paling rasional adalah mengajukan kadernya, sehingga PKS bukan ngotot tapi itu tugas partai," ucapnya.
Ia pun menilai Prabowo Sandi menjadi pasangan relevan dalam menjawab masalah keamanan dan ekonomi. Sebelumnya nama Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri sempat direkomendasikan di dalam ijtima' ulama sebagai cawapres Prabowo.
Namun Prabowo akhirnya memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk menjadi wakilnya.
Bakal calon wakil presiden (cawapres) dari koalisi Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno menceritakan awal mula ia dipinang oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sandiaga mengaku keputusan untuk maju melawan pasangan pejawat Presiden Joko Widodo dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengejutkan, bahkan bagi dirinya sendiri.
"Ini datang sebagai suatu surprise buat saya," kata Sandiaga di kediaman Ibunya, Mien R Uno, di Jalan Galuh II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (10/8).
Sandiaga menceritakan, pada awalnya Prabowo menetapkan pilihan utama kepada rekan politiknya, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan. Namun, Anies menolak pinangan tersebut. "Pak Anies mengatakan akan fokus di Jakarta," ujar Sandiaga.
Penolakan itu disampaikan secara pribadi. Ketika itu, Sandiaga diundang untuk duduk bersama dengan Anies dan Prabowo. Kepada kedua politikus senior Partai Gerindra itu, Anies berkata ingin menuntaskan rencana dan janji-janjinya untuk warga Jakarta.
Saat itu juga, di hadapan Anies, Prabowo 'menodong' Sandiaga. "Jadi saat itu saya langsung diminta oleh Pak Prabowo," kata Sandiaga.
Sandiaga menyampaikan, permintaan itu akan berujung setidaknya pada dua masalah. Pertama, dia dan Prabowo datang dari satu partai yang sama, yaitu Partai Gerindra. Kedua, dirinya masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tugas itu baru diemban selama 10 bulan.
Ketiga tokoh itu kemudian berdiskusi. Ia juga mendiskusikan peluang tersebut dengan keluarga. Hasilnya, ia menerima tawaran tersebut. Sandiaga mengatakan hal itu merupakan panggilan jiwa. [rol]